Thursday, 11 December 2014

Inilah Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Quran Tentang Allah SWT Membelah Laut Untuk Nabi Musa

Inilah Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Quran Tentang Allah SWT Membelah Laut Untuk Nabi Musa

Al-Quran, surat Al-Baqarah (2) ayat 50 :
"Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu (Nabi Musa) sehingga kamu (Nabi Musa dan Bani Israil) dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun, sedang kamu menyaksikan"


Al-Quran, surat Yunus (10) ayat 90 :
Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam dia berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri)"


Perpisahan dramatis Laut Merah untuk pelarian bani Israel (bangsa yahudi) adalah keajaiban yang paling spektakuler. Para ilmuwan berbeda pendapat soal lokasi laut terbelah ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa lokasi kemungkinan "keajaiban" itu bukan di Laut Merah tetapi dekat dengan wilayah Delta Nil dimana sungai kuno diyakini telah bergabung dengan laguna (danau di pinggir laut) pantai.

Analisis catatan arkeologi, pengukuran satelit dan peta memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan aliran air dan kedalaman di lokasi 3.000 tahun yang lalu. Sekarang para ilmuwan percaya bahwa kisah Nabi Musa membelah laut itu memang benar-benar terjadi. Sebuah simulasi komputer menunjukkan bahwa angin timur yang kuat, meniup selama 12 jam dalam semalam, dapat mendorong air kembali ke perairan dangkal memungkinkan penyeberangan.

Musa dan bangsa Yahudi terjebak di antara laut dan pasukan Fir'aun. Berkat campur tangan Tuhan, angin timur yang kuat berhembus sepanjang malam, membelah air sehingga terbentuknya lintasan jalan dengan dinding air di sisi kiri dan kanannya. Hal ini membuat bangsa Yahudi dapat lolos dari kejaran bangsa Fir'aun dan tentaranya. Ketika Fir'aun dan bala tentaranya mencoba untuk mengejar, air datang menerjang dan menenggelamkan Fir'aun dan bala tentaranya.

Sebuah model komputer penggambaran laut digunakan untuk mensimulasikan dampak angin yang kencang terhadap perairan 6 kaki dalamnya. Para ilmuwan menemukan bahwa angin timur yang berhembus dengan kecepatan 63 mil perjam selama 12 jam akan mendorong air kembali baik ke dalam danau dan saluran sungai. Hal ini akan menciptakan sebuah lintasan jalan sepanjang 2 mil dan selebar 3 mil yang berlangsung selama 4 jam. Air benar-benar terpisah dengan disertai adanya dinding air yang tinggi di kedua sisi lintasan jalan tersebut.

Pemimpin penelitian ini, Carl Drews, dari 'the National Centre for Atmospheric Research' yang berada di Boulder, Colorado, mengatakan "Orang-orang selalu terpesona tentang kisah eksodus (pelarian massal) ini, bertanya-tanya apakah itu berasal dari fakta-fakta sejarah. Penelitian ini menunjukan bahwa deskripsi perpisahan air memang memiliki dasar dalam hukum-hukum fisika. Terbelahnya air dapat dipahami melalui dinamika cairan. Angin menggerakan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika menciptakan lorong yang aman untuk ditempuh dengan air di kedua sisinya. Kemudian tiba-tiba memungkinkan air untuk menutup kembali lorong yang terbentuk tersebut". Begitu badai angin berhenti bertiup, lintasan jalan tersebut kembali tertutup air. Siapa pun yang berada di lintasan jalan tersebut pada waktu itu akan tenggelam di dalamnya, menurut para ilmuwan, yang temuannya dilaporkan di dalam 'the online journal Public Library of Science ONE'.

Peristiwa-peristiwa itu tidak pas dengan penjelasan injil dimana dijelaskan bahwa dimana satu kumpulan air didorong ke satu sisi bukannya berpisah. Teori sebelumnya telah diajukan untuk menjelaskan terbelahnya laut merah. Satu teori melibatkan tsunami, yang dapat menyebabkan badan air untuk mundur dan kemudian maju dengan cepat. Tetapi kejadian itu tidak terjadi secara bertahap dalam semalam atau dapat dihubungkan dengan angin. Sementara ahli lain fokus pada fenomena terkait dengan angin yang kuat yang bertiup terus menerus yang dikenal sebagai 'wind setdown' yang dapat menurunkan level air di satu daerah sementara menumpuk air berlawanan arah angin. Satu studi menemukan bahwa badai angin berkekuatan 74 mil perjam yang bertiup dari utara ke barat secara teoritis telah merusak karang bawah laut dekat terusan Suez pada saat ini membuktikan adanya lintasan jalan yang dapat dilalui.

http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1313946/Wind-parted-Red-Sea-Biblical-tale-Moses-really-happened.html


Fenomena laut terbelah di Korea Selatan dapat dilihat pada link youtube di bawah ini :

https://www.youtube.com/watch?v=EMa6Ed4wfeI


Penemuan bangkai kereta perang Fir'aun oleh seorang arkeolog bernama Ron Wyatt pada akhir tahun 1988 di dasar Laut Merah, dapat dilihat pada link youtube di bawah ini :

https://www.youtube.com/watch?v=xItoUbldnfc


Kesimpulan :

Menurut Carl Drews, dari 'the National Centre for Atmospheric Research' yang berada di Boulder, Colorado, mengatakan bahwa Injil tidak pas mengisahkan tentang eksodus Nabi Musa dan bangsa Yahudi dari kejaran Fir'aun. Di dalam Injil digambarkan bahwa satu kumpulan air didorong ke satu sisi seperti ombak yang menggulung kumpulan air dari satu sisi ke sisi lainnya sehingga tidak tercipta perpisahan air. Berbeda dengan yang dijelaskan dalam Al-Quran, surat Al-Baqarah (2) ayat 50 di atas. Dengan jelas Allah SWT mengatakan bahwa Allah SWT membelah laut untuk Nabi Musa, membelah laut berarti ada perpisahan air. Hal ini membuktikan kebenaran Al-Quran. Sebagaimana yang tertera dalam surat Al-Haqqah (surat ke-69) ayat 51 "Dan sungguh, Al-Quran itu kebenaran yang meyakinkan". Kebenaran Al-Quran yang dapat dibuktikan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan berdasarkan penelitian ilmiah.

Kisah Allah SWT yang membelah laut untuk Nabi Musa dan bangsa Yahudi memang benar-benar terjadi. Dengan adanya penelitian, diyakini peristiwa ini bukan dongeng belaka. Nabi Musa dan pengikutnya, bangsa Yahudi, melarikan diri dari kejaran Fir'aun dan para bala tentaranya. Nabi Musa dan bangsa Yahudi terjepit, di depan mereka terbentang laut dan dibelakang mereka ada Fir'aun dan bala tentaranya. Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT agar diberi pertolongan. Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Musa memukul tongkatnya ke laut. Setelah memukul tongkatnya maka laut pun terbelah.

Tongkat Nabi Musa adalah wasilah (perantara). Tanpa tongkat yang memukul laut pun, Allah SWT Maha Kuasa untuk membelah laut tersebut. Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa di dalam kehidupan harus ada wasilah (perantara), ada sebab-akibat, dan doa harus disertai usaha. Kalau kita sakit maka wasilah (perantara) agar Allah SWT menyembuhkan penyakit kita adalah obat, pada hakikatnya Allah SWT yang menyembuhkan, tanpa obat pun kalau Allah SWT mau kita sembuh maka akan sembuh. Sebuah contoh sederhana, ada 2 orang menderita sakit kepala. 2 orang tersebut meminum obat yang sama, 1 orang sembuh dari sakit kepalanya sementara orang yang lainnya masih menderita sakit kepala. Jadi, ini berarti Allah SWT yang menyembuhkan sakitnya bukan obatnya. Tanpa usaha maka hampir mustahil segala sesuatunya terjadi. Walaupun ada yang bisa terjadi tanpa usaha, hukum sebab-akibat tidak berlaku, tetapi semua atas kehendak Allah SWT (kalau untuk para Nabi dan Rasul dinamakan mukjizat, untuk para Wali dinamakan karomah, untuk orang Sholeh dinamakan ma'unah). Hal itu berlaku untuk orang-orang terpilih bukan untuk orang biasa yang tingkat keimanannya rendah seperti kita. Orang biasa seperti kita itu berlaku hukum sebab-akibat dan semua doa harus disertai usaha.

Kisah terbelahnya laut ini adalah hal yang nyata dan bisa dibuktikan secara ilmiah. Dengan menggunakan simulasi komputer maka hal ini dibuktikan kebenarannya. Dengan kekuatan angin berkecepatan 63 mil perjam selama 12 jam akan membuat air itu terbelah. Di tengah air yang terbelah tersebut, akan tercipta sebuah lintasan jalan sepanjang 2 mil dan selebar 3 mil yang berlangsung selama 4 jam. Dengan disertai adanya dinding air yang tinggi di kedua sisi lintasan jalan tersebut. Ketika angin selesai berhembus maka lorong jalan itu akan kembali tertutup air, artinya 2 dinding air akan menyapu kembali jalan yang dapat dilalui manusia tersebut. Hal ini diperkuat dengan adanya fenomena alam - badai angin berkekuatan 74 mil perjam - yang bertiup dari utara ke barat berlokasi di dekat terusan Suez sehingga bisa menghancurkan hingga karang bawah laut. Selain itu ada fenomena alam lain yaitu fenomena laut terbelah di Korea Selatan dinamakan dengan istilah 'Moses' Miracle' (Keajaiban Nabi Musa). Ketika air laut surut maka akan ada belahan menyerupai jalan sepanjang 3 km dan lebar 60 meter. Belahan jalan ini menghubungkan Pulau Jin-do dengan Pulau Modo, terjadi di sore hari dan diperkirakan berlangsung selama 1 jam. Fenomena ini terjadi 2 kali dalam setahun yaitu pada musim semi dan musim panas.

No comments:

Post a Comment