Wednesday, 23 January 2013

Sejarah Tulisan Braille


Braille yaitu sejenis sistem catatan sentuh yang dipakai oleh tuna netra. sistem ini diciptakan oleh seorang berkebangsaan perancis yang bernama louis braille yang tuna netra dikarenakan kebutaan pada saat kecil. saat berumur 15 th., braille bikin satu catatan tentara untuk meringankan tentara untuk membaca saat gelap. catatan ini diberi nama huruf braille. tetapi saat itu braille tidak memiliki huruf w.


timbulnya inspirasi untuk menciptakan huruf-huruf yang bisa dibaca oleh tuna netra berawal dari seorang bekas perwira artileri napoleon, kapten charles barbier. barbier menggunakan sandi berbentuk garis-garis serta titik-titik timbul untuk berikan pesan maupun perintah pada serdadunya didalam situasi gelap malam. pesan tersebut dibaca dengan langkah meraba rangkaian gabungan garis serta titik yang tersusun jadi sesuatu kata-kata. sistem demikianlah lantas dikenal dengan sebutan night writing atau catatan malam.

untuk sesuaikan keperluan beberapa tuna netra, louis braille mengadakan uji cobalah garis serta titik timbul barbier pada sebagian kawan tuna netra. sebenarnya, jari-jari tangan mereka lebih sensitif pada titik dibanding garis hingga selanjutnya huruf-huruf braille cuma menggunakan gabungan pada titik serta area kosong atau spasi. sistem catatan braille pertama kali dipakai di l’institution nationale des jeunes aveugles, paris, dalam rencana mengajar siswa-siswa tuna netra.



kontroversi tentang manfaat huruf braille di perancis pernah nampak sampai berujung pada pemecatan dr. pignier sebagai kepala instansi serta larangan pemakaian catatan braille di area louis mengajar. dikarenakan sistem baca serta penulisan yang tidak lazim, sukar untuk meyakinkan penduduk tentang manfaat dari huruf braille untuk kaum tuna netra. di antara penentang catatan braille yaitu dr. dufau, asisten direktur l’institution nationale des jeunes aveugles. dufau lantas diangkat jadi kepala instansi yang baru. untuk memperkuat gerakan anti-braille, seluruh buku serta transkrip yang ditulis didalam huruf braille dibakar serta diambil alih. tetapi karena perubahan murid-murid tuna netra yang demikian cepat sebagai bukti dari manfaat huruf braille, menyambut th. 1847 sistem catatan tersebut diperbolehkan kembali.

pada th. 1851 catatan braille diserahkan pada pemerintah negara perancis supaya dianggap dengan sah oleh pemerintah. sejak waktu itu pemakaian huruf braille mulai berkembang luas sampai meraih negara-negara lain. pada akhir abad ke-19 sistem catatan ini dianggap dengan universal serta dinamakan ‘tulisan braille’. di th. 1956, dewan dunia untuk kesejahteraan tuna netra ( the world council for the welfare of the blind ) jadikan bekas rumah louis braille sebagai museum. kediaman tersebut terdapat di coupvray, 40 km sebelah timur paris.

sistem catatan braille meraih taraf kesempurnaan di th. 1834. huruf-huruf braille menggunakan kerangka penulisan layaknya kartu domino. satuan basic dari sistem catatan ini dimaksud sel braille, dimana setiap sel terdiri dari enam titik timbul ; tiga baris dengan dua titik. keenam titik tersebut bisa disusun sedemikian rupa sampai menciptakan 64 jenis gabungan. huruf braille dibaca dari kiri ke kanan serta bisa melambangkan abjad, sinyal baca, angka, sinyal musik, lambang matematika serta yang lain. ukuran huruf braille yang umum dipakai yaitu dengan tinggi selama 0. 5 mm, dan spasi horizontal serta vertikal antar titik didalam sel sebesar 2. 5 mm.



pbb pernah menyerukan di th. 2006 tentang hari internasional untuk penduduk penyandang cacat ( international day for disabled people ) bertemakan e-aksesibilitas. berarti kaum tuna netra dapat makin mempunyai kesempatan didalam perihal pengaksesan info di zaman digital. perumpamaannya saja pembuatan aplikasi ‘teks-ke-pembicaraan’ ( texts-to-speechs ) atau ‘layar pembaca’ ( screen reader ) yang dapat membacakan ketikan teks pada layar computer untuk pengguna tuna netra.

tetap didalam step penelitian, dapat dirancang sesuatu perangkat antar muka computer dengan teknologi aktivasi nada ( voice activation technology ) dimana kalimat perintah seseorang bisa mengontrol kerja perangkat computer. pernah nampak kecemasan di kelompok umur beberapa pakar bahwa kesempurnaan teknologi aktivasi nada dapat menggeser pemakaian huruf braille di periode mendatang. perihal ini mengingat perihal pada mulanya yang menimpa kode morse pada waktu lahirnya sistem komunikasi digital.

sumberhttp://www.berbagaihal.com

No comments:

Post a Comment