Friday 24 August 2012

Efek Rokok Terhadap Wanita


Para perokok umumnya sadar akan bahaya mengisap rokok bagi kesehatan. Namun, seringkali mereka tidak peduli dan mengacuhkan peringatan baik dari para ahli kesehatan maupun pemerintah.

Mari kita bahas efek rokok pada tubuh, khususnya wanita, mulai dari pertama kali merokok hingga dampak yang timbul setelah berulangkali mengisapnya.

Jantung. Penyakit jantung sangat umum ditemui pada perokok aktif. "Dalam rokok terdapat 4000 bahan kimia dan 200 di antaranya beracun. Salah satu yang paling berbahaya adalah nikotin karena menimbulkan ketergantungan,'' papar Dr. Aulia Sani Sp.Jp.(K). FJCC, FIHA.

Zat nikotin dalam rokok terbukti mampu mengeraskan arteri pembuluh darah serta menimbulkan penumpukan lemak jenuh dan mengurangi kolesterol baik (lemak tak jenuh) di saluran arteri pada jantung. Hal ini berakibat darah dan oksigen tidak terpompa secara baik ke jantung dan ke otak. Dengan kondisi seperti ini, serangan jantung sewaktu-waktu menghantui para perokok. Bahaya dari nikotin lainnya adalah peningkatan detak jantung sejak mengisap rokok yang menghasilkan gangguan ritme pada jantung atau disebut juga aritmia.

Paru-paru. Rokok dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan pada sel yang berujung pada kanker paru. Kanker paru merupakan efek jangka panjang dari kebiasaan merokok. Menurut WHO, kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi dari seluruh kanker, yaitu 12,7 persen dan rokok adalah penyebab terbesarnya.

Dampak merokok dalam 30-40 menit saja sudah mempersempit saluran pernapasan. Bila dibiarkan terlalu lama, asap rokok dapat melumpuhkan saringan udara pada saluran napas yang menyebabkan sesak napas. Gangguan fungsi paru lainnya yang mungkin muncul adalah penyakit emfisema, bronkitis, tuberkulosis serta infeksi paru.

Ginjal. Penyakit Ginjal Kronik bukanlah penyakit yang langsung disebabkan oleh rokok. Akan tetapi hipertensi maupun diabetes yang disebabkan oleh merokok dapat berujung pada gagal ginjal. Dr. Dharmeizar, Sp.PD-KGH dari RSCM mengatakan 50 persen pasien cuci darah adalah mereka yang menderita diabetes.

"Pola hidup, seperti kebiasaan merokok, sangat memengaruhi kesehatan ginjal," kata Dr. Dharmeizar.

Jadi, merokok secara tidak langsung menurunkan fungsi ginjal secara perlahan yang menimbulkan Penyakit Ginjal Kronik (PGK). PGK sendiri sulit dikenali gejalanya sehingga diketahui sudah masuk ke stadium lanjut yang memerlukan transplantasi (cangkok) atau cuci darah.


Leher Rahim (Serviks). Perokok wanita berisiko terkena kanker serviks karena racun yang terdapat di dalam rokok. Hasil penelitian di Karolina Institute, Swedia, mengatakan racun dalam rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel abnormal pada rahim.

"Cervical Neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh wanita," kata Joakan Dillner, M.D., pemimpin penelitian tersebut.

Darah. Rokok menyebabkan tekanan darah meningkat karena efek yang sama dari nikotin. Dampak berantai dari nikotin dimulai dari rangsangan pada sistem saraf yang kemudian mendorong tubuh mengeluarkan hormon apinefrin atau adrenalin secara berlebihan. Adrenalin memacu jantung untuk memompa darah lebih banyak hingga berujung pada tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Selain itu, nikotin juga menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai awal mula dari diabetes.  Banyak literatur dan kasus di lapangan menyebutkan, baik hipertensi maupun diabetes mampu memicu terjadinya stroke.

Kulit. Bagian terluar dari tubuh juga menjadi korban dari buruknya pengaruh rokok. Zat kimia di dalam rokok terutama nikotin memiliki efek diuretik yang terus mendorong tubuh mengeluarkan cairan dari dalam. Bila tidak diimbangi dengan asupan cairan tentu akan membuat dehidrasi, kulit kering dan keriput. Tidak berhenti di situ, kulit juga akan kekurangan vitamin A serta kolagen yang membuatnya menjadi kusam, kasar, berkerut dan tidak elastis.

Gigi & Gusi. Kerusakan pada gusi mungkin tak banyak diperhatikan bahayanya oleh para perokok. Namun kandungan tar dalam asap rokok berpotensi menjadi radang gusi yang disebabkan plak bakteri. Tar diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan menjadi kasar dan mudah ditempeli plak. Para perokok bisa saja menderita penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan banyak gigi tanggal.

Penanganan pada penyakit ini ternyata berbeda pada perokok dan bukan perokok. Mereka yang merokok memerlukan perawatan lebih lanjut. Sedangkan, pada bukan perokok, masalah ini dapat diatasi dengan pembersihan plak dan karang gigi saja. Masih mau lanjut merokok?


sumber:ghiboo.com

No comments:

Post a Comment