Monday, 11 August 2014

Konspirasi Rencana Meledakkan Bulan AS, dan Nazi, Uni Soviet

Konspirasi Rencana Meledakkan Bulan AS, dan Nazi, Uni Soviet
Washington DC- Sejumlah dokumen rahasia diungkap Arsip Keamanan AS (National Security Archive) untuk memperingati 45 tahun pendaratan manusia ke Bulan yang jatuh pada 21 Juli 2014 lalu. Apa gerangan isinya? Apakah membenarkan teori konspirasi soal misi Neil yang dilakukan Armstrong Cs?

Memang, perlombaan antariksa yang mengemuka di Abad ke-20 memicu sejumlah teori konspirasi aneh. Sejumlah orang yakin, Nazi Jerman yang pertama mencapai Bulan, namun konon itu sengaja dirahasiakan -- kalau-kalau Adolf Hitler suatu hari ingin membangun pangkalan Nazi di Bulan dan merencanakan balas dendam pada Sekutu.

Ada juga yang percaya bahwa misi Apollo 11 ke Bulan rekayasa belaka. Alih-alih di satelit Bumi, adegan di mana Neil Armstron dan Buzz Aldrin menginjakkan kaki dan menancapkan bendera AS dituding dilakukan di sebuah studio. Sutradaranya disebut-sebut adalah Stanley Kubrick.

Tapi bukan dua hal itu yang dibahas. Dokumen tersebut menguak rencana rahasia AS yang mempertimbangkan untuk memiliterisasi bahkan meledakkan Bulan -- dalam arti sesungguhnya.

Di akhir 1950-an hingga awal 1960-an, Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS melakukan sejumlah studi, dalam rangka kemungkinan menempatkan pangkalan militer di Bulan.

Menurut Jeffery Richelson dari  National Security Archive, program Military Lunar Base Program dan Lunar Expedition Plan (LUNEX) adalah dua studi rahasia yang didukung Angkatan Darat dan Angkatan Udara -- untuk menjadikan pendaratan pertama manusia di Bulan sebagai operasi militer rahasia.

Ini latar belakangnya: ketegangan hubungan antara AS dan Uni Soviet, yang mencapai klimaksnya pada 1961, mendorong dua negara besar itu ke arah perang nuklir yang berbahaya.

Para ahli AS gelisah menyaksikan program antariksa Uni Soviet yang melampaui Negeri Paman Sam -- terutama setelah negara komunis itu menjadi yang pertama mengirim pesawat ke orbit (Sputnik) dan seorang pria ke luar Bumi (Yuri Gagarin).  Bahkan pada 1959, Moskow menempatkan pesawat luar angkasa tak berawak pertamanya di bulan, Luna 2.

"Segala upaya AS dilatarbelakangi kekhawatiran kosmonot Soviet akan tiba di Bulan lebih dulu," kata Richelson, seperti Liputan6.com kutip dari Nature World News, Jumat (25/7/2014).

Militer AS ingin membangun pangkalan di Bulan yang bisa meluncurkan senjata ke Bumi. Rencana yang dilengkapi perkiraan logistik detil mengangankan pangkalan di Bulan bisa terwujud pada 1969, mengingat adanya dana yang memadai dan persetujuan politik dari Gedung Putih.

Meledakkan Bulan


Sementara, Study of Lunar Research Flights -- di mana astronom terkemuka Carl Sagan ambil bagian pada1959 -- mengajukan gagasan solusi radikal untuk mengakhiri Perang Dingin dan memastikan kemenangan di tangan AS: meledakkan Bulan.

Menurut Arsip Keamanan Nasional, ketika sebagian rahasia laporan itu akhirnya diklasifikasikan, terungkap bahwa program 'penelitian di Bulan' dimaksudkan untuk membawa hulu ledak nuklir ke Bulan - - cukup besar untuk membuat Soviet jeri.

Leonard Reiffel dari Armour Research Institute kemudian mengatakan bahwa maksud dari program tersebut bukanlah memusnahkan Bulan, melainkan membuat dunia terkesan pada kecakapan AS.

Untungnya, rencana itu dibatalkan. Angkatan Udara AS memutuskan bahwa risiko -- seperti puing-puing Bulan yang berhamburan dan meluncur ke arah Bumi -- melebihi potensi manfaatnya.

"Ada cara lain untuk memberi kesan pada publik dunia bahwa kami (AS) tidak akan kewalahan oleh Rusia," kata Reiffel. "Tidak ada gunanya merusak lingkungan alami Bulan."

Pada 1967, PBB mengadopsi Outer Space Treaty yang melarang penggunaan senjata nuklir dari luar angkasa -- termasuk dari Bulan.

Manusia akhirnya bisa mendarat di Bulan pada Juli 1969. Tapi bukan militer yang mewujudkan mimpi itu, melainkan NASA. Dengan tujuan damai.

sumber

No comments:

Post a Comment