Gunung Tambora yang meletus ditahun 1815 disebut sebagi gunung meletus dengan korban tewas terbanyak didunia, selain korban langsung dari letusan juga efek letusan yang hampir seluruh dunia menerima akibatnya. Hampir sepanjang tahun 1816, dunia tanpa sinar terang matahari sehinga pertanian rusak. Hal ini mengakibatkan kelaparan dimana mana, akibatnya kerusuhan merebutkan bahan makanan terjadi dihampir seluruh penjuru dunia . Letusan gunung Tambora ini empat kali lebih kuat daripada letusan gunung Krakatau tahun 1883 .
Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT.
Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona subduksi di bawahnya. Hal ini meningkatkan ketinggian Tambora sampai 4.300 m yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara dan mengeringkan dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu waktu seabad untuk mengisi kembali dapur magma tersebut.
Dengan menggunakan teknik penanggalan radiokarbon, dinyatakan bahwa gunung Tambora telah meletus tiga kali sebelum letusan tahun 1815, tetapi besarnya letusan tidak diketahui. Perkiraan letusannya ialah tahun 3910 SM ± 200 tahun, 3050 SM dan 740 ± 150 tahun. Ketiga letusan tersebut memiliki karakteristik letusan yang sama. Masing-masing letusan memiliki letusan di lubang utama, tetapi terdapat pengecualian untuk letusan ketiga. Pada letusan ketiga, tidak terdapat aliran piroklastik.
Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan April tahun 1815. Karakteristik letusannya termasuk letusan di lubang utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, tsunami dan runtuhnya kaldera. Letusan ketiga ini memengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815. Letusan gunung ini terdengar sejauh 2.600 km, dan abu jatuh setidaknya sejauh 1.300 kmKegelapan terlihat sejauh 600 km dari puncak gunung selama lebih dari dua hari. Aliran piroklastik menyebar setidaknya 20 km dari puncak.
Aktivitas selanjutnya kemudian terjadi pada bulan Agustus tahun 1819 dengan adanya letusan-letusan kecil dengan api dan bunyi gemuruh disertai gempa susulan yang dianggap sebagai bagian dari letusan tahun 1815.
Gunung Tambora masih berstatus aktif. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1967, letusan terjadi tanpa disertai dengan ledakan.
Ketika Tambora meletus pada tahun 1815 , sepuluh ribu orang dikubur oleh aliran lava . Perkiraan korban tewas langsung dari Gunung Tambora mungkin mencapai sekitar tujuh puluh ribu jiwa. Selain itu letusan gunung Tambora juga memusnakan 3 kerajaan besar disana yakni Dompu, Sanga dan Tambora.
Letusan Gunung tambora pada tahun 1815 ini abunya cepat mencapai atmosfer bagian atas , debu vulkani mengitari atmosfir bumi , membuat sinar matahari temaram dan menyebabkan suhu menurun di seluruh dunia , tahun 1816 menjadi tahun tanpa musim panas karena hampir setahun penuh tanpa sinar matahari. Sehingga berdampak juga ke daerah Eropa & Amerika Utara mengalami musim dingin yg panjang. Sedangkan Australia dan daerah Afrika Selatan turun salju di saat musim panas. Peristiwa ini dikenal dengan “The year without summer” atau tahun tanpa musim panas.
Akibat Sinar matahari yang tidak maksimal terjadi gagal panen diseluruh dunia, kelaparan melanda di Eropa dan Amerika . Kerusuhan meletus dimana, Penyerbuah toko roti dan makanan di Inggris dan Eropa dan yang paling keras di daratan Swiss. Penduduk menyerbu dna merebut makanan yang ada di toko dan perkebunan yang masih menyimpan bahan makanan.
sumber
No comments:
Post a Comment