Pontianak -jika bekas wakil presiden ri, jusuf kalla, tidak setuju dengan wacana perpindahan ibukota negara, bupati kubu raya, muda mahendrawan, menyebutkan baiknya wacana tersebut mesti dikaji lebih arif tanpa mengorbankan keperluan bangsa yang semakin besar.
di antara kepala tempat paling baik versi tempo ini menyebutkan, ada wacana tersebut tunjukkan ada kerisauan serta kepanikan pada situasi jakarta. wacana ini ditangkap dengan reaktif serta terkesan euphoria di sebanyak tempat di luar jawa yang dengan tegas menyebutkan siap jadi ibukota negara, tuturnya pada tempo, selasa 22 januari 2013.
dia menyebutkan, situasi kemacetan jalan raya di jakarta yang massif dirasakan amat radikal serta apalagi -berdasarkan peningkatan jumlah masyarakat serta kendaraan-, diprediksi dapat lumpuh ( macet ) keseluruhan mulai th. 2014, banjir dimana-mana, ancaman gempa, krisis air dan diselimuti hawa yang kotor jadi alasan kuat mendorong beragam pendapat atas wacana reposisi ( perpindahan ) tersebut.
dengan jumlah masyarakat kian lebih 14 juta jiwa dinilai mencemaskan untuk hari esok. muda memberikan, mutu hidup di jakarta dinilai alami penurunan di mana tingkat pengangguran tinggi, angka kejahatan meningkat, pemukiman kumuh tetap bertebaran serta rawan, polusi serta sanitasi jelek.
jakarta lalu dikira didalam situasi sakit komplikasi hingga tidak layak lagi jadi pusat pemerintahan negara, tuturnya. bagaimanapun problematika kemacetan, lanjutnya, gampang banjir serta problem yang lain yang menempa jakarta dapat jadi masalah untuk daerah-daerah lain dikarenakan berimplikasi luas dengan nasional.
muda menyebutkan, sebagai sisi anak bangsa, dia tergerak untuk berikan buah pikiran sebagai jalan keluar jalur sedang alternative atas diskursus yang berkembang belakangan ini.
dengan relokasi pusat pemerintahan ke didalam satu lokasi berbarengan dapat beresiko lahirnya pusat-pusat perkembangan. perpindahan pusat pemerintah dari jakarta, jika bisa dikerjakan dengan baik, mempunyai dampak positif, baik untuk jakarta sendiri ataupun indonesia dengan total, paparnya lagi.
didalam sejarahnya perpindahan pusat pemerintahan sendiri tidaklah perihal baru berlangsung. indonesia telah alami berapa kali perpindahan. pusat pemerintah dulu dipindahkan ke bogor, yogyakarta apalagi ke bukit tinggi, sumatera barat. pada waktu itu dikarenakan efek situasi sosial politik yang serba didalam situasi darurat di periode perjuangan serta kemerdekaan ri yang baru diraih.
sumber:tempo
No comments:
Post a Comment