Wednesday, 22 August 2012
Korban Kebakaran Pondok Bambu Tinggal di Tanah Tak Bertuan
Area seluas 9.000 meter persegi di RT 02 RW 02, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, ludes dilalap api. Lahan yang dihuni sekitar 140 kepala keluarga tersebut, diketahui sebagai tanah tak bertuan. Pasalnya, sudah berpuluh-puluh tahun, warga tinggal dan tak membayar sewa atas tanah yang tak jelas pemiliknya tersebut.
Menurut salah seorang pemilik bengkel mebel bernama Haji Misnah (50), dirinya membangun bengkel dengan luas 60 meter persegi sejak 25 tahun lalu. Saat itu, ia membangun bengkel mebel dengan bantuan seorang warga Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, bernama Endai. Endai sendiri merupakan orang kepercayaan Hokiarto, warga Tionghoa pemilik tanah.
"Itu katanya dulu waktu zaman Soekarno. Kan warga Tionghoa waktu itu dibuang ke asalnya, oleh sebab itu, tanahnya dipercayakan kepada seseorang bernama Endai. Tanahnya sendiri luasnya 6.000 meter," ujarnya saat ditemui di lokasi kebakaran, Rabu (22/8/2012) siang.
Namun, sejak peristiwa kebakaran tahun 2002 silam, Endai diketahui menghilang. Hingga saat ini, ia hanya sesekali mengunjungi lokasi tersebut. Alhasil, seluruh warga yang tinggal di lokasi itu pun tidak dipungut biaya sewa sepeser pun.
"Ya paling kalau si Endai datang, kita kasih sebagai bentuk kebijaksanaan saja lah," lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan Lurah Pondok Bambu, Budi Novian. Pihaknya memang mendapat informasi pemilik tanah tersebut atas nama Hokiarto. Meski demikian, ia akan kembali menelusuri kepemilikan tanah tersebut. Budi juga mengakui, pihaknya lemah dalam data peta pertanahan di wilayahnya.
"Kita hanya memiliki data catatan girik dari tahun 1960, tapi itu enggak ada petanya, jadi susah. Itu sudah terjadi sejak zaman saya menjabat, rumit," ujarnya.
Sementara, wacana soal pelarangan pembangunan kembali di lokasi kebakaran, menurut Budi, belum menjadi keputusan final. Wacana itu baru dilontarkan sebagian warga. Sementara, sebagian warga lainnya belum ikut bermusyawarah karena masih mudik di kampung halaman. Keputusan final masih menunggu seluruh warga pulang dari kampung halaman.
Sebelumnya, sebanyak 150 bangunan yang terdiri dari kontrakan dan tempat pembuatan mebel, ludes dilalap api, Selasa siang. Api berasal dari korsleting dan menyambar cairan kimia yang mudah terbakar di sebuah rumah yang ditinggal mudik pemiliknya. Akibatnya, 140 kepala keluarga kehilangan tempat tinggalnya. Kerugian mencapai miliaran rupiah.
Sebagian besar pemilik kontrakan tengah pulang ke kampung halaman. Sementara, sekitar 50 warga yang pada saat kejadian berada di lokasi, masih menempati dua tenda pengungsian yang didirikan PMI. Berbagai jenis bantuan pun masih terus berdatangan.
sumber:kompas.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment