Tuesday, 31 January 2012
Pasca Xenia Maut, Tak Kenal Maka Tak Selamat
Kejadian "Xenia Maut" di dekat Tugu Tani, Jakarta, Ahad pagi pekan lalu, sungguh menyesakkan. Saat itu mobil Daihatsu Xenia yang dikemudikan Afriyani Susanti, 29 tahun, menyeruduk 13 pejalan kaki--sembilan di antaranya tewas. Peristiwa nahas itu hanya salah satu. Kecelakaan, dari yang ringan sampai fatal, terjadi setiap hari.
Dari catatan kepolisian, setiap hari sedikitnya terjadi 20 kasus kecelakaan di jalanan, dengan korban rata-rata 20 orang.Sebagian besar penyebabnya adalah kecerobohan atau kelalaian pengemudi.
Rusli Taslim, pegiat keselamatan berkendara, menyimpulkan ada tiga faktor utama kesalahan pengemudi: tidak memahami karakter mobil dan komponen pendukungnya, tak mempraktekkan kaidah berkendara secara baik dan benar, serta memiliki tabiat buruk dalam berkendara. "Tabiat buruk, yang paling sulit diubah," kata modifikator Cahaya Motor, Kemayoran, Jakarta Pusat, itu, Jumat lalu.
Komentar senada dilontarkan Pradipto Sugondo, Head Executive Product Development PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Menurut dia, banyak orang tidak memahami karakter mobil dan fungsi dari komponen pendukung kendaraan itu.
Kesalahan semakin parah bila pemilik atau pengguna mobil itu tidak melakukan perawatan rutin sesuai dengan anjuran pabrikan melalui buku manual. "Sebenarnya cara untuk menjaga aspek keamanan dan kenyamanan berkendara itu cukup sederhana. Pahami dan laksanakan anjuran seperti di buku manual," ucap Pradipto.
Baik Pradipto maupun Rusli mewanti-wanti agar pengemudi melakukan tindakan antisipasi kecelakaan sebelum berkendara. Langkah itu antara lain mengecek tekanan angin ban agar tetap sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Selain itu, memeriksa komponen pengereman minimal tiga bulan sekali, mengganti dan mengisi minyak rem setelah mobil menempuh jarak 10-15 kilometer, mengganti air radiator, serta mengecek baut roda.
Adapun untuk pengereman, selain harus memahami fungsi dan karakter rem, harus mengindahkan tata cara pengereman yang benar. "Pahami karakter perangkat pengereman konvensional dan yang telah menggunakan teknologi antilock brake system," tutur Rusli.
Setelah teknik mengemudi selesai, tinggal bagaimana berkendara di jalanan. Dalam hal ini harus dicamkan prinsip mendasar seperti yang ditegaskan oleh juru bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi, J.A. Barata. "Harus disadari ada kepentingan orang lain selain kepentingan diri sendiri."
TEMPO.CO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment