Friday 30 January 2015

Gus Dur Pernah Meramal Para pejabat ini

Gus Dur Pernah Meramal Para pejabat ini
Percaya atau tidak percaya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kerap melontarkan kata-kata yang awalnya mungkin dianggap membingungkan. Tapi suatu saat, kata-kata tersebut ternyata benar adanya.

Bahkan, tak jarang Gus Dur meramal seseorang kelak akan menjadi orang besar. Meski kadang dicibir, namun tak jarang apa yang diucapkan Gus Dur itu terbukti.

Beberapa pejabat di negeri ini dulu pernah diramal Gus Dur, dan ternyata benar. Tak cuma pejabat di pemerintahan, ada juga 'pejabat' di lingkungan ormas terbesar di Indonesia.

Siapakah pejabat-pejabat yang dimaksud itu?

1.Menpora Imam sebut Ahok jadi gubernur sudah diprediksi Gus Dur

Usai mengikuti acara di Istana Negara, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Iman Nahrawi tiba-tiba membelokkan mobil dinasnya dan mampir ke kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kepada wartawan, Imam mengaku kedatangannya hanya untuk bersilaturahmi.

Tadi saya rapat di Istana bersama seluruh kementerian dan pemerintah daerah, kemudian karena Istana dekat dengan Balai Kota, saya mampir ke sini. Karena sejak beliau dilantik, saya belum mengucapkan selamat, kecuali waktu di Istana pas pelantikan," aku Imam di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/12).

Pada kesempatan itu, Imam mengungkapkan rahasia yang tidak banyak diketahui khalayak ramai. Menurutnya, naiknya Ahok menjadi gubernur sudah diprediksi mantan Presiden Abdurrahman Wahid.


2.Gus Dur pernah meramal Sutarman jadi Kapolri

Suatu pagi pada 2005 media cetak nasional memberitakan perihal mutasi perwira tinggi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia, sesuatu yang normal dan rutin terjadi sebagai bentuk penyegaran dan proses regenerasi.

Salah satu perwira yang mendapat promosi adalah mantan ajudan Gus Dur ketika menjadi presiden, Kombes Pol Sutarman yang naik pangkat menjadi Brigjend Pol dan menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau.

Karena secara langsung pernah berinteraksi dengan Gus Dur, berita tersebut juga dibacakan di hadapan Gus Dur. Kebetulan, yang menemani pagi itu Nuruddin Hidayat, salah seorang santri Gus Dur. Seperti dikutip dari situs www.nu.or.id, Nuruddin berdialok dengan Gus Dur.

Nuruddin: "Pak, Pak Tarman dilantik jadi Kapolda Kepri, naik pangkatnya jadi bintang satu."

Gus Dur : "Oya, sebelumnya dia tugas dimana?"

Nuruddin: "Di Polda Jatim Pak, terakhir sih Kapolwil Surabaya, nek mboten klentu (kalau tidak keliru),"

Nuruddin: "Pak Tarman niku (ini) ajudan sangking (dari) polisi yang terakhir ngih (ya) Pak?"

Gus Dur: "Ya, Sutarman gantiin Pak Halba."

Nuruddin: "Pak Tarman niku priyantun pundi (asalnya dari mana) Pak?"

Gus Dur: "Pak Tarman iku wong (orang) daerah sekitar Solo situ, tepatnya dimana, saya ngak tahu."

Sejenak Gus Dur terdiam beberapa orang yang mengobrol bersamanya juga terdiam, menunggu mungkin ada satu hal penting yang diucapkan oleh Gus Dur.

Lalu,

Gus Dur: "Pak Tarman itu orang desa biasa bukan dari kalangan orang kaya, tapi mengko bakale dadi Kapolri (Pak Tarman itu orang biasa dari desa bukan anaknya orang kaya, tapi nanti dia akan jadi Kapolri)"

Nuruddin: "Onggaten toh Pak (oh, begitu ya)"

3.Gus Dur pernah meramal KH Said Agil Siraj jadi Ketua PBNU

Tak cuma pejabat di pemerintahan saja, Gus Dur ternyata juga pernah meramal para pejabat di lingkungan PBNU. Bahkan, Gus Dur pernah meramal KH Said Agil Siraj bakal jadi Ketua PBNU. Ramalan Gus Dur itu pun kini benar adanya.

Cerita bermula ketika Gus Dur pagi-pagi olah raga dengan diiringi para pengawal, saat itu posisinya sudah sebagai mantan presiden. Lalu ia mampir ke rumah Kang Said, yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari kediamannya.

Pada pagi yang cerah itu, seperti ditulis NU online, Gus Dur minta disediakan air putih dan sarapan roti tawar, juga meminta Kang Said, panggilan Said Aqil Siraj untuk membacakan kitab Ihya Ulumuddin, bab sabar dan tawakkal. Baru membaca dua baris, Gus Dur ternyata sudah tertidur sehingga ia menghentikan sementara membaca kitab tasawwuf karangan Imam Ghozali ini.

Lima menit kemudian Gus Dur bangun dan langsung berujar, "Sampean (kamu) jadi ketua umum PBNU sesudah umur 55 tahun."

Ucapan Gus Dur itu terbukti benar, Kang Said terpilih menjadi ketua umum PBNU pada muktamar NU ke-32 yang berlangsung di Makassar Maret, 2010 lalu pada usia 56 tahun. Kiai Said dilahirkan di Cirebon, 03 Juli 1953.

Pada muktamar NU ke-30 di pesantren Lirboyo Kediri tahun 1999, Kang Said, saat itu usianya masih 46 tahun, juga pernah dicalonkan sebagai ketua umum PBNU berhadapan dengan KH Hasyim Muzadi. Saat itu ia sudah dikenal luas dan menjadi tokoh nasional, sementara Kiai Hasyim menjadi ketua PWNU Jatim, Kiai Hasyim yang terpilih. Tampaknya waktu belum berfihak kepadanya.

sumber

No comments:

Post a Comment