Friday 21 June 2013

Pacaran Islami ala Singapura

Konsep pacaran di kalangan umat Islam sering menjadi bahan perdebatan, tapi Maryam Yusof menemukan fenomena di kalangan umat Islam taat di Singapura yang disebut ‘pacaran halal’.


(Gambar: Dreamstime)
Saya ingin membuat pengakuan: Saya pecandu film komedi romantis. Setelah menyaksikan hampir setiap film komedi romantis Hollywood yang diproduksi setelah tahun 1995, ada bagian besar dalam diri saya yang berharap bahwa hidup saya, entah bagaimana caranya, akan berjalan seperti jalan hidup para karakter utama wanita di film-film itu.

Di masa depan khayali  ini, saya akan bertemu seorang pria tampan dan menawan (yang mirip Hugh Grant) dalam situasi yang canggung. Pada awalnya kami akan saling membenci, tetapi setelah serangkaian situasi konyol dan kacau, kami akan jatuh cinta dan saya akan menyadari bahwa dialah orang yang tepat. Akhirnya, kami akan mengalami momen klimaks di sebuah taman yang indah, di depan landmark terkenal, atau di tempat kami pertama bertemu, dan kami berciuman sedemikian rupa sehingga dapat menyalakan kembang api (dengan kembang api betulan di belakang kami) tepat sebelum tulisan kredit film mulai bergulir.

Itulah khayalan saya dulu sampai saya menyadari beberapa hal:

1. Komedi romantis hanya ada di dunia alternatif

2. Tak ada orang yang mirip Hugh Grant di dunia nyata. Bahkan Hugh Grant pun tidak.

3. Oh iya, saya muslim

Seperti banyak gadis muslim saat tumbuh dewasa, saya terus-menerus diberi tahu bahwa pacaran adalah haram (dilarang) sehingga memiliki pacar tidak pernah menjadi pilihan. Sementara teman-teman saya ‘pacaran’ kemudian putus, saya hanya duduk menonton dan diam-diam tidak setuju. Pada saat yang sama, saya diharapkan untuk menikah suatu hari nanti dan memenuhi setengah agama saya, jadi ini semua cukup membingungkan bagi saya. Saya tidak diizinkan untuk menghidupkan fantasi konyol komedi romantis saya, tapi entah bagaimana caranya saya tetap akan menikah? Ini tidak masuk akal. Bagaimana saya bisa menemukan cinta sejati saya jika saya harus menghindari interaksi dengan anak laki-laki?

Islam dan Pacaran

Al-Qur’an menjelaskan bahwa muslim harus menghindari zina di Surat Al-’Isra’: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk’ (17:32). Namun, saya tidak bisa menemukan ayat-ayat spesifik tentang pacaran dan mencari pasangan hidup. Seringkali, budaya memainkan peran besar dalam menentukan cara pasangan muslim bertemu dan pembatasan yang diberlakukan atas mereka.

Interaksi antara laki-laki dan perempuan tidak dilarang di kalangan umat Islam. Namun, kita harus mematuhi pedoman tertentu. Misalnya, laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan berduaan (dengan niat haram) sebagaimana dilarang oleh sebuah hadits, ‘Tidak ada laki-laki yang sendirian dengan seorang wanita (non-mahram), melainkan setan akan menjadi yang ketiga di antara mereka.’ i

Kita juga dianjurkan untuk memilih pasangan kita secara cermat. Salah satu sabda Nabi Muhammad (SAW) dalam memilih pasangan adalah, ‘Seorang wanita dinikahi karena empat alasan: karena hartanya, karena derajatnya, karena kecantikannya, dan agamanya (dan karakter), jadi nikahilah wanita yang terbaik dalam agama, karakter, dan kekayaan. ‘ii Saya percaya ini berlaku untuk pria dan wanita.

Pacaran Halal

Jadi bagaimana pasangan muslim di Singapura mengenal satu sama lain dan memutuskan bahwa mereka cocok menikah tanpa melintasi batas-batas agama? Sarah, seorang mahasiswa 21 tahun, telah ‘jadian’ dengan pacarnya selama tiga tahun dan menyebut pacaran mereka dengan ‘pacaran halal’.

‘Saya rasa ketika kita menyebutkan kata ‘pacaran’,  kita langsung membayangkan kegiatan yang didikte sebagai perilaku normal di masyarakat kita: berpegangan tangan, berciuman, berhubungan intim, dan sebagainya. Kami tidak melakukan satu pun dari kegiatan itu dan sangat menyayangi satu sama lain,’ kata Sarah. ‘Beberapa teman non-muslim saya bahkan mengatakan hubungan kami lebih seperti persahabatan akrab dengan janji akan adanya pernikahan!’

Sementara pacaran atau berkencan sering menyiratkan perilaku yang dilarang oleh Islam seperti kontak fisik dan hubungan seksual (tidak selalu termasuk dengan pernikahan), prioritas Muslim yang melakukan ‘pacaran halal’ berbeda. Bagi mereka, tujuan utamanya adalah pernikahan – pacaran adalah cara untuk mengetahui apakah pasangan kita cocok untuk dinikahi.

‘Saya punya tiga pacar yang serius di masa lalu, dan dalam setiap hubungan, saya mempertimbangkan untuk menikahi mereka pada satu titik,’ kata Aisyah, 28 tahun, yang baru saja menikah. ‘Meskipun [hubungan tersebut] tidak berhasil pada akhirnya, saya tidak akan mencurahkan begitu banyak waktu dan emosi saya jika saya tidak pernah berniat menikahi mereka.’

Aisyah juga melihat pacaran sebagai berkah dalam beberapa cara. ‘Jika saya menikahi laki-laki pertama yang saya pacari, saya sudah jadi janda muda sekarang. Pengalaman dengan para laki-laki yang tidak cocok itu membimbing saya menemukan suami yang baik yang saya miliki sekarang.’

Bagi mereka yang memilih untuk pacaran, berpantang dari segala bentuk kontak fisik sangat penting agar tetap mematuhi perintah agama mereka.

‘Kita harus selalu ingat bahwa Allah mengawasi kita sehingga kita tidak melakukan apa yang dilarang,’ kata Rohan, 24 tahun, yang telah ‘jadian’ dengan pacarnya selama setahun.

Saat Berkencan

Karena interaksi fisik harus dihindari, ‘pacaran halal’ sering dilakukan di tempat umum atau di rumah dengan kehadiran anggota keluarga. Untuk Rohan dan pacarnya, pacaran sering diadakan dalam kelompok yang telah diatur sebelumnya.

‘Kami berteman dengan kelompok yang sama di sekolah. Pacaran adalah perkembangan alami setelah semakin akrab, sehingga ketika kami pergi berkencan, teman-teman kami berada di dekat kami,’ jelas Rohan. ‘Hal ini menghalangi kami untuk melakukan kegiatan yang berpotensi berdosa.’

Sarah, yang sering mengajak pacarnya ke rumah orangtuanya saat berkencan, menemukan banyak manfaat dalam melakukannya. ‘Saya biasa menyelinap untuk bertemu mantan pacar saya sehingga keluarga saya tidak tahu. Setelah dewasa dan saya membangun hubungan jangka panjang, saya ingin orangtua saya mengetahui bahwa saya jadian dengan seseorang dan hal ini membantu dalam banyak hal,’ katanya. ‘Saya tidak perlu berbohong dan orangtua saya telah menerima dia lebih baik daripada waktu dengan mantan pacar dulu.’ Ketika pacarnya datang ke rumah, keluarga Sarah memastikan bahwa mereka berada di tempat yang sama dengan anggota keluarga lain di rumah.

‘Bahkan ketika kami berkencan di luar rumah, saya pastikan bahwa kami tidak secara sengaja berduaan di tempat-tempat pribadi. Sangat penting untuk memiliki disiplin mengingat kita beragama Islam dan ada hal-hal yang tak boleh kita lakukan,’ kata Sarah, sambil menambahkan ‘Meskipun saya memercayai pacar saya, godaan itu selalu ada, saya kira.’

Tampak jelas, pengendalian diri dan disiplin merupakan aspek penting yang dilakukan oleh para pasangan ini. Ada beragam pandangan dan opini tentang pacaran dan berkencan di berbagai budaya muslim di seluruh dunia. Meskipun ‘pacaran halal’ bukanlah ide yang didukung oleh semua ulama, Rohan tidak terganggu.

‘Yang penting, saya tahu niat saya murni. Saya memastikan bahwa saya tidak mendekati zina, dan saya berniat untuk menikahi gadis yang saya pacari sekarang, setelah keuangan kami mampu. Orang mungkin memandang rendah tentang hal itu sekarang, tapi ini hidup saya. Saya lebih suka berkencan sekarang daripada mengetahui saya telah membuat kesalahan besar di masa depan, ketika risikonya lebih banyak.’

sumber

No comments:

Post a Comment