Friday 20 July 2012

50 Ton Sampah Diangkat dari Samudera Pasifik


Para ilmuwan mengisi kapal mereka dengan muatan penuh pada bulan ini di lepas pantai Hawaii. Tetapi muatan tersebut bukanlah ikan, koral ataupun spesimen lain. Mereka membawa sampah.

Awak kapal National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Oscar Elton Sette menarik 50 ton metrik sampah laut dari Papahanaumokuakea Marine National Monument di kepulauan barat laut Hawai bulan lalu. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari lanjutan misi sejak 1996 untuk membersihkan lingkungan karang dangkal.

“Yang membuat kami terkejut adalah, setelah beberapa tahun pengangkatan puing-puing laut di Papahanaumokuakea dan lebih dari 700 ton puing-puing setelah itu, kami masih menemukan banyak peralatan pancing dari karang laut dangkal dan tepian pantai,” ujar Kyle Koyanagi, pimpinan ilmuwan yang ikut dalam misi tersebut, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan NOAA.

“Kapal kami sudah sangat penuh dan tidak ada ruang lagi untuk puing-puing itu.”

NOAA mengerahkan kapal-kapal pengangkut sampah sejak 1996. Pada misi yang berakhir pada Sabtu (14 Juli), 17 orang ilmuwan membersihkan perairan pantai dan tepian pantai di Kure Atoll, Midway Atoll, Pearl Atoll, Pulau Lisianski  dan Pulau Laysan, dan semua daerah di utara kepulauan Hawaii.

Sekitar setengah dari sampah laut yang ditemukan merupakan alat pancing yang rusak dan plastik di Midway Atoll. Meski para peneliti mencoba mencari, mereka tidak menemukan sisa-sisa tsunami Jepang pada 2011 lalu. Beberapa puing dari bencana tersebut ditemukan di pantai barat Amerika Utara, termasuk sebuah dermaga yang hanyut dan tertutupi oleh organisme laut.

Puing-puing laut seperti jaring yang telah dibuang dapat membuat beberapa hewan seperti penyu, anjing laut dan hewan lautnya terperangkap.

“Puing-puing laut merupakan masalah yang tak kunjung selesai, terutama di Pasifik,” ujar Carey Morishige, koordinator wilayah Kepulauan Pasifik untuk Program Puing-puing Laut (Marine Debris Program) di NOAA.

Jumlah besar sampah yang ditarik dari samudera akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Program Nets-to Energy di Hawai akan memisahkan bahan-bahan logam dari jaring yang rusak dan memotongnya untuk digunakan pada proses pembakaran. Uap yang timbul dari pembakaran tersebut akan menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi.

sumber:

No comments:

Post a Comment