Tuesday, 27 March 2012

Pengurus Makam Khusus Afganistan


Pengurus pemakaman Abdul Hakim mempunyai peran unik di Provinsi Kandahar, Afganistan sebab ia satu-satunya orang yang dipercaya oleh Taliban, pasukan Afganistan maupun NATO untuk mengambil mayat akibat pertempuran.

Selama enam tahun terakhir ia bolak balik mengambil dan mengantar mayat dari kawasan Taliban dan pemerintah seiring memburuknya situasi. Ia juga mengebumikan mereka yang tak dikenal.

Hakim persis mengerti rasanya menanti datangnya jasad sanak saudara yang meninggal karena ia telah mengalaminya sendiri.

Dua anak laki-lakinya dan seorang menantu laki tewas di tangan Taliban dan Hakim harus menunggu selama 14 hari sebelum bisa mendapatkan jasad mereka.

Ia sekarang menjadi orang pertama yang dikontak para pemimpin Taliban bila mereka mencari sanak saudara mereka yang diperkirakan tewas.

Mobil jenazah

Untuk membantu tugasnya, Taliban memberikan surat izin yang memperbolehkannya bergerak bebas di kawasan Taliban.

Kalau pihak Taliban meminta bantuannya, maka ia akan ditelepon dan kemudian mengunjungi kamar mayat Kandahar. Kalau memang ada anggota Taliban yang tewas maka ia akan menaruh mayatnya di sebuah taksi kuning dan membawanya ke wilayah kelompok perlawanan.

Hakim, 65, mengatakan ia melakukan hal itu untuk Taliban pertama kali enam tahun lalu.

Ia tinggal menunjukkan kartu anggota sukarela bulan sabit Afganistan --padanan palang merah-- dan kemudian diserahi mayat.

Tak lama setelah Taliban meminta bantuan, ganti pemerintah meminta bantuan untuk mengambil lima mayat pasukan propemerintah yang tewas di lapangan. Taliban mengizinkan dirinya.

Setelah itu lelaki yang selalu berpakaian tradisional Afganistan dipercaya kedua belah pihak. Pihak pemerintah juga memberinya surat agar ia bebas bergerak kemana saja.

''Kalau dijumlah saya telah mengurus 250 mayat, 127 milik Taliban, 28 warga sipil, sisanya pasukan pemerintah,'' kata Hakim yang juga dikenal sebagai Malik Koko. Malik adalah nama kehormatan untuk mereka yang dituakan.


Identifikasi

Pasukan pemerintah Afganistan maupun NATO selalu membawa korban anggota Taliban yang tewas ke kamar mayat Rumah Sakit Mirwais di Kandahar. Mereka menyimpannya selama dua bulan hingga ada yang mengambilnya.

''Kalau tak ada yang mengambil ya saya kubur di pemakaman Zheray,'' kata Hakim.

Tetapi bagaimana kalau orang Taliban kemudian menelepon beberapa bulan kemudian?

Hakim punya solusi. Menggunakan telepon genggamnya ia mengambil foto mereka yang tewas sebelum dikubur.

Ia juga mencatat hal semacam warna mata, rambut, pakaian, jam ataupun cincin. Luka atau tanda bawaan lahir juga membantunya mengidentifikasi mayat.

''Kalau ada yang mencari orang yang hilang atau dikatakan mati, saya tinggal memperlihatkan foto yang ada di telepon genggam dan dibandingkan dengan yang mereka punya. Kalau cocok saya bawa ke kubur,'' katanya.

Palang merah sekarang mencatat semua mayat yang tidak diakui oleh siapapun dan mempekerjakan seorang fotografer untuk memotret tubuh korban, katanya.


Sumber :

No comments:

Post a Comment