Saturday 4 February 2012

Gaya Baru Tapi Wajah Lama BlackBerry Playbook OS 2.0


Jakarta - Prestasi tablet BlackBerry Playbook memang belum membuat para petinggi Research In Motion (RIM) tersenyum bangga. Sejak dirilis pada April tahun lalu, angka penjualannya belum signifikan dibandingkan ‘sabak digital’ merek lain, seperti Samsung Galaxy Tab, Motorola Xoom, apalagi Apple iPad.

Saking ingin menggenjot penetrasi tablet tersebut, perusahaan asal Kanada ini rela memotong harga tablet Playbook habis-habisan. Bayangkan, dari banderol semula US$ 449 untuk versi 16 gigabita, RIM memangkas US$ 50, kemudian harganya turun lagi menjadi US$ 299. Nasib serupa dialami Playbook model 32 dan 64 gigabita.

Potongan harga ini memang belum diterapkan di Indonesia. Tetapi sebuah situs jual-beli online menggratiskan ponsel cerdas BlackBerry Curve bagi mereka yang membeli satu unit BlackBerry Playbook. Penawaran yang menggoda bukan?

Kendati belum mampu memikat konsumen, RIM tidak serta-merta menjadikannya ‘anak tiri’. Perusahaan itu justru berusaha memanjakan pengguna tablet Playbook yang sudah ada dengan menyediakan upgrade platform terbaru, BlackBerry Playbook OS 2.0.

Tempo sempat mencicipi seperti apa kinerja sistem operasi Playbook generasi kedua ini di ajang Consumer Electronics Show (CES) 2012 yang berlangsung di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, dua pekan lalu.

Dari tampilan luarnya, tak ada yang berbeda antara BlackBerry Playbook dan operating systems generasi pertama, QNX, dengan BlackBerry Playbook OS 2.0. Bentang layarnya masih 7 inci, warna dasar hitam, dan bersih dari tombol di bagian depan.

Ketika layarnya menyala, barulah terasa perbedaannya. Tampilan antarmuka (user interface) pada platform yang baru menyajikan widget khusus di bagian atas untuk aplikasi favorit atau yang paling sering digunakan. Dengan demikian, pengguna tak perlu repot mencari fitur yang biasa dipakai.

Di bawahnya barulah terpampang deratan aplikasi yang ada di dalam BlackBerry Playbook. Ketika menggeser barisan aplikasi ini, ikon di widget tadi tak ikut begerak dan tetap tampil di layar bagian atas.

Sementara, pada BlackBerry Playbook dengan OS QNX, tersedia indeks untuk mengelompokkan rupa-rupa aplikasi yang ada di dalam tablet. Kategorisasi fitur ini di antaranya All, Favorites, Media, dan Games.

Pembaruan lain adalah integrasi pesan. Fitur ini menggabungkan seluruh layanan pesan yang terdapat di surat elektronik; pesan instan; dan media sosial, seperti Twitter, LinkedIn, dan lainnya.

Di sini juga tersedia ‘tabbed e-mail’ untuk mengatur berbagai akun dan catatan. Pengguna juga dapat membuat dan menyunting pesan dalam format rich text dan mengatur kotak masuk melalui fitur baru, seperti mengatur tanda out-of-office dan tanda tangan.

RIM juga memermak fitur kalender dengan menambahkan informasi dari jejaring sosial untuk mengatur jadwal keseharian dan membantu berkomunikasi dengan orang lain supaya cepat dan mudah. Misalnya, pada 26 Januari 2012 Anda punya janji makan malam dengan Linda. Pada kotak kalender di tanggal tersebut, nama Linda akan tertera lengkap dengan nomor kontak, alamat e-mail, dan akun jejaring sosialnya.

Jadi, apabila hendak mengubah jadwal tadi, Anda bisa langsung mengklik nama Linda dan menghubunginya melalui e-mail dan alat jejaring sosial tadi. Integrasi yang sama juga dilakukan pada fitur buku alamat.

Namun pemilik tablet Playbook harus bersabar karena upgrade dari sistem operasi QNX ke BlackBerry Playbook OS 2.0 baru bisa dilakukan Februari mendatang. Sebelum meng-upgrade, Anda tak perlu memindahkan data di dalam tablet Playbook karena peningkatan platform ini tidak otomatis menghilangkan data yang tersimpan di dalamnya.

Sayangnya peningkatan platform ini belum memungkinkan BlackBerry Playbook untuk terhubung dengan Android Market. Tapi, ketika menilik BlackBerry App World, sudah tersedia beberapa aplikasi populer di pasar Android, seperti Angry Birds, Cut the Rope, Groupon, Thomson Reuters, Zinio, dan sebagainya

TEMPO.CO.

No comments:

Post a Comment