Sunday, 15 January 2012
Kisah Costa Concordia yang Kandas Bak Titanic
Roma - Menu utama berisi cumi-cumi dan jamur baru saja disajikan di ruang makan kapal pesiar Costa Concordia. Gelas-gelas berisi anggur pun sudah dipegang para penumpang, siap disesap. Di panggung pertunjukan, pemain sulap tengah beraksi memukau penonton.
Tiba-tiba kapal terguncang dengan sangat keras dan miring. Sontak penumpang panik. Kapal yang terang benderang pun mendadak gelap. Perangkat makan dari perak, piring, dan gelas yang berada di meja makan berjatuhan ke arah balkon di lantai atas. Suara tangisan anak-anak dan teriakan mulai mengisi ruangan.
Penumpang panik. Mereka tergelincir di antara pecahan kaca. Dengan badan memar, beberapa penumpang merangkak di lorong kapal dan lainnya melompat ke Laut Mediterania. Namun awak kapal tetap meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.
Seorang penumpang, Christine Hammer, 65 tahun, mengatakan, saat makan malam, kapal tiba-tiba meluncur ke samping. "Kami mendengar sebuah tabrakan. Kami berlarian ke luar ruangan, tapi petugas bilang itu bukan sesuatu yang berbahaya," kata Hammer.
Penumpang lainnya, Valerie Ananias, 31, bercerita, saat itu dia dan penumpang lainnya mencoba merangkak di sepanjang lorong menuju tangga yang posisinya hampir vertikal. Mereka mencoba mencapai sekoci atau perahu penyelamat.
"Pernahkah Anda melihat Titanic? Seperti itulah kondisinya," kata Valerie, seorang guru di Los Angeles yang sedang bepergian dengan adik dan orang tuanya.
Sedangkan, menurut sang ibu, Georgia Ananias, 61 tahun, mereka coba merangkak ke lorong atas dalam gelap. "Hanya dengan cahaya dari sorot jaket pelampung berkedip. Kami bisa mendengar piring dan hidangan menabrak, orang terbanting ke tembok," ujar Georgia.
Mendadak saja sepasang pemuda Argentina menyerahkan putrinya yang berusia sekitar 3 tahun ke arah Georgia. Keduanya meminta dia untuk membawa sang anak keluar dari kapal tersebut. "Saat kapal semakin miring, mereka terlihat tidak bisa bertahan," ujarnya.
Georgia sempat mengambil si anak, namun ketika melihat ke arah tangga yang curam, dia tidak yakin bisa membawa bocah itu keluar. "Saya takut si anak jatuh, saya kembalikan dia ke orang tuanya," katanya.
Keluarga Ananias merupakan penumpang terakhir yang menyelamatkan diri dengan berdiri di ujung kapal. Sebelumnya mereka telah mencapai sekoci, namun posisi perahu penyelamat yang masih menempel pada kapal mustahil digunakan. "Kami memanjat tangga menuju dek dan bergantungan di tali menunggu tim penyelamat," ujar Ananias.
Kapal Costa Concordia menabrak karang di laut lepas Italia, Jumat malam, 13 Januari 2012. Akibatnya, lambung kapal robek sepanjang 50 meter. Kapal pesiar itu mengangkut 4.000-an penumpang dan awak kapal. Mereka terdiri dari seribu penumpang asal Italia, 500 warga Jerman, 160 asal Prancis, 126 warga Amerika, dan sekitar seribu awak kapal.
Menurut kantor berita ANSA Italian, tiga jasad penumpang telah ditemukan. Namun sekitar 40 penumpang lainnya masih hilang. Saat ini lima helikopter dari pantai penjaga, laut, dan angkatan udara bergantian mengangkut korban yang masih di atas kapal ke tempat aman.
TEMPO.CO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment