Puluhan warga Desa Joanyar Kecamatan Seririt, pada tilem sasih kapat, Rabu (26/10) kemarin, menggelar upacara ngelarung (membuang) sapi ke laut. Ini dilakukan setelah beberapa hari lalu, sapi peliharaan itu disetubuhi oleh seorang warga.
Upacara ngelarung sapi itu dilakukan di laut Desa Tangguwisia Seririt. Sementara kasus persetubuhan manusia dengan sapi itu sudah terjadi beberapa hari lalu. Saat itu, seorang warga Desa Joanyar, WM (80), ketahuan menyetubuhi sapi milik Nyoman Toya. Atas kejadian itu, warga Desa Pakraman Joanyar kemudian menggelar paruman dan memutuskan untuk menggelar upacara ngelarung sapi di laut.
Klian Desa Pekraman Joanyar, Nyoman Mangku, mengatakan sebelum dilakukan upacara di laut, pihak keluarga WM sudah menghaturkan upacara guru piduka dan upacara mecaru eka sata di tempat kejadian. Selanjutnya di laut dilakukan pecaruan panca sata untuk membersihkan kotoran desa, serta dilanjutkan dengan menggelar upacara balik sumpah yang dilakukan di catus pata desa setempat.
Upacara yang di-puput Jero Mangku Siwa menghabiskan dana Rp 25 juta. WM dan keluarganya dalam upacara itu hanya dibebani pembuatan upacara guru piduka, pecaruan eka sata di tempat kejadian dan membayar sapi yang dihargai Rp 1,2 juta. Untuk upacara pecaruan balik sumpah, pihak keluarga hanya mampu membantu Rp 2 juta, sehingga sisa pengeluaran lainnya diambilkan dari khas desa. ''Kami tidak membebani warga lainnya dengan biaya, kekurangan biaya ini diambil dari kas desa,'' katanya.
Persetubuhan warga dengan sapi di Desa Joanyar sudah terjadi untuk kedua kalinya. Sekitar lima tahun lalu, juga pernah ada kejadian serupa, hanya saja yang diajak bersetubuh saat itu adalah seekor anjing. Sama seperti pengakuan MD, warga yang menyetubuhi hewan itu melihat hewan itu selayaknya perempuan yang sangat cantik.
No comments:
Post a Comment