London – Peneliti mengatakan, kelapa sawit di Malaysia menyebabkan fragmentasi hutan yang bisa mengancam satwa liar dan beberapa tingkat keanekaragaman hayati. Bagaimana bisa?
Ilmuwan dari Queen Mary University of London menggunakan kelelawar sebagai indikator perubahan lingkungan. Selama tak ada tindakan yang diambil, ilmuwan mengkhawatirkan beberapa spesies yang berusaha bertahan hidup.
Tim ini melakukan survei pada kelelawar di hutan alam dan hutan yang telah terfragmentasi kelapa sawit. Hasilnya, tim menemukan keberadaan spesies yang berbeda.
"Kami menemukan area hutan yang lebih kecil yang mendukung spesies yang lebih sedikit," kata peneliti Mathew Struebig.
Tim menemukan, fragmentasi ini nampaknya memiliki dampak lebih besar pada hilangnya genetik dan populasi jangka panjang.
“Kami menemukan, untuk menjaga jumlah spesies kelelawar, hutan setidaknya harus memiliki luas 650 hektare,” ujarnya.
Bagaimanapun juga, untuk menjaga tingkat keberagaman genetik, area yang dibutuhkan harus lebih dari 10 ribu hektare.
"Temuan ini memiliki implikasi penting bagi manajemen hutan di saat perluasan kelapa sawit kian marak," ujarnya. [mor]
No comments:
Post a Comment