Saturday 12 September 2015

Foto-foto di Masjidil Haram "Crane" Jatuh Tersambar Petir

Foto-foto di Masjidil Haram "Crane" Jatuh Tersambar Petir

Sebuah alat berat proyek (crane) jatuh di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat (11/9/2015). Akibatnya, setidaknya 65 anggota jemaah tewas dan 85 lainnya menderita luka-luka. Ketika itu, jemaah dilaporkan tengah melakukan persiapan shalat maghrib.

Pemerintah setempat memang tengah melakukan perluasan tempat ibadah tersebut menjadi 400.000 meter persegi. Alat-alat berat proyek tersebut tampak di sekeliling masjid. Jika kelak rampung, Masjidil Haram diperkirakan dapat menampung 2,2 juta anggota jemaah. Proses ini akan rampung pada 2016.


Sebuah alat berat proyek (crane) terjatuh di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat (11/9/2015), dan menimpa para jemaah yang tengah melakukan shalat maghrib.
Saat ini, Masjidil Haram "hanya" mampu menampung sekitar 800.000 anggota jemaah setiap tahunnya.

Beberapa tahun terakhir, tak ada laporan mengenai kejadian besar yang menyebabkan puluhan anggota jemaah meninggal dunia dan luka-luka. Pemerintah Arab Saudi melakukan investasi miliaran dollar AS di bidang transportasi dan infrastruktur untuk memfasilitasi jemaah dalam menunaikan ibadahnya.

20 WNI luka, 1 meninggal

Selepas kecelakaan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sebanyak 20 anggota jemaah asal Indonesia turut menjadi korban luka dan satu korban meninggal.

"Kejadian ini memang luar biasa," ujar Amirul Hajj itu, dalam pembicaraan via telepon dengan tim Media Center Haji (MCH) di Mekkah, Jumat malam.



Sebuah alat berat proyek (crane) terjatuh di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat (11/9/2015), dan menimpa para jemaah yang tengah melakukan shalat maghrib.
Ia mengatakan, akibat hujan deras dan angin kencang di Mekkah, alat berat yang digunakan untuk perluasan Masjidil Haram terjatuh.

"Ada anggota jemaah kita sebanyak 20 orang yang terluka, dan sudah dibawa ke rumah sakit di Jiyad, Arab Saudi," kata Menteri Agama.

Thursday 10 September 2015

Jasad Sahabat Nabi Muhammad Ditemui masih Berdarah Walau Sudah Lebih 1400 Tahun


Oktober 2013 sewaktu terjadi banjir di Madinah, makam 70 orang keluarga Perang Uhud ikut dilanda banjir. Setelah banjir surut, jenasah para sahabat-pun akhirnya terlihat keluar dalam keadaan masih utuh karena mereka dikuburkan di kawasan padang pasir, darahnya masih mengalir harum.

Jenasah para sahabat dimakamkan kembali seperti semula tapi tidak lagi diberi nama-nama jenasah tersebut  kecuali jenasah Hamzah ra karena diketahui dari luka didadanya, badannya tinggi besar. Jenasahnya masih berdarah dan harum. Bahkan tangannya masih memegang lukanya akibat terkena tombak, yang masih keluar darah. Walaupun sudah beberapa ribu tahun.

Dan yang satu lagi adalah Abdullah bin Jaz ra karena diketahui dari telinga dan hidungnya yang terpotong akibat diikat benang. Kedua orang inilah yang sekarang nisannya ada di Uhud. Jadi kalau sekarang kita berziarah ke Gunung Uhud, hanya ada 2 nisan saja.

Berikut adalah sebagian isi dari kaset pembicaraan Dr Thariq As-Suwaidan tentang peristiwa tersebut. “Syaikh Mahmud Ash-Shawaf telah menyampaikan kepada kami bahwa dia adalah salah seorang yang diundang dari kalangan ulama besar untuk pemakaman semula para sahabat yang gugur syahid di perang Uhud di kompleks makam syuhada Uhud yaitu sebuah kawasan pemakaman yang terkenal.



Sebuah “Kesaksian” Dr Thariq As-Suwaidan dalam kasetnya yang amat berharga “Qisshatun Nihayah” yang dinukil secara langsung dari Syaikh Mahmud Ash-Shawaf menyebutkan peristiwa besar yang dialami oleh sebagian ulama saat penguburan kembali jenasah sahabat yang gugur syahid di perang Uhud. Setelah 1400 tahun jenasah para sahabat tetap utuh, ini sebagai bukti nyata atas berita gembira tentang para syuhada.

Para ulama memang diundang saat pemakaman kembali jenasah para sahabat itu ”Di antara orang yang aku kuburkan adalah Hamzah RA, badannya besar, kedua telinga dan hidungnya terpotong, perutnya terbelah, dia meletakkan tangannya di atas perutnya.

Ketika kami menggerakkannya dan mengangkat tangannya, darahnya mengalir. Aku menguburkannya bersama sahabat-sahabat lainnya yang gugur syahid di Uhud.” Dr Thariq As-suwaidan berkata, ”Ini adalah perkara yang terbukti secara mutawatir dan dengan mata kepala. Semoga Alloh SWT menyampaikan kita semua ke derajat para syuhada.

Syaikh Mahmud telah menyampaikan kepada kami tentang aroma harum misk yang berasal darinya ketika darah mengalir dari jasad Hamzah RA.” Subhanallah, setelah 1400 tahun lebih, betapa agungnya Engkau ya Alloh. Alangkah besarnya kekuasaan-Mu, Maha suci Engkau.

Betapa utamanya, betapa mulianya, Alloh memberikannya kepada para syuhada. Jika seperti itu kemuliaan jasadnya yang terpendam di perut bumi yang tak seorangpun melihatnya, lalu bagaimanakah dengan kemuliannya di surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Selamat bagi yang telah melihat sahabat mulia ini, Hamzah bin Abdul Mutthalib ra. Jasad Syuhada Yang Tidak Mengalami Pembusukkan Jabir bin Abdillah bercerita, ”Menjelang perang Uhud, ayahku memanggilku pada malam hari. Ia berkata: ’Aku merasa akan menjadi orang yang paling pertama gugur di antara para sahabat Nabi Saw.

Sungguh aku tidak meninggalkan sesuatupun yang lebih kusayangi selain engkau, disamping Nabi Muhammad Saw. Sesungguhnya aku memiliki hutang, maka lunasilah. Dan bersikap baiklah kepada saudara-saudara perempuanmu.’ Keesokan harinya, ia pun menjadi orang yang pertama gugur.

Ia dimakamkan bersama orang yang lain dalam satu lubang kubur. Tetapi hatiku merasa kurang nyaman membiarkan ayahku satu lubang kubur bersama orang lain. Enam bulan kemudian, aku membongkar makamnya dan mengeluarkannya, jasadnya masih tetap utuh sama seperti pertama kali aku menguburkannya.” (Hadits Riwayat Bukhari, Fathul Bari, 3/214 )

Petikan hadits di atas membuktikan di mana ayah Jabir ra terbunuh dalam perang Uhud dan ketika enam bulan kemudian makamnya dibongkar, maka jasadnya tetap utuh. Enam bulan adalah waktu yang lama di mana tubuh mayat seharusnya sudah hancur.

Penelitian membuktikan bahwa 24-36 jam pertama mayat dikuburkan, maka bola mata mulai menonjol dan kornea menghitam. Cabang-cabang urat nadi mulai terlihat di perut dan dada. 2-5 hari berikutnya, wajah dan seluruh tubuh menggelembung, dari tubuh mayat keluar bau busuk. Setelah melewati 5-10 hari, kulit mulai rapuh dan tubuh ditutupi larva.
Organ-organ tubuh meleleh ke tanah dan mulai menyisakan tulang saja. (dinukil dari buku Ushuluth Thibbisy Syar’i, Dr. Muhammad Ahmad Sulaiman)

CATATAN – Dalam buku sejarah bencana banjir pertama kali terjadi pada tahun 46 Hijrah atau 667 Masehi atau 43 tahun setelah Perang Uhud yang ceritanya mirip, yaitu jasad jasad mereka mengapung.

sumber

Tempat Ini Di Azab Burung Ababil Diturunkan

Tempat Ini Di Azab Burung Ababil Diturunkan
Anda yang pernah melaksanakan ibadah haji atau umrah di Tanah Suci tentu tak asing dengan tempat bernama Lembah Muhassir.

Lembah Muhassir atau yang akrab disebut Wadi Muhassir merupakan salah satu lembah yang terletak di antara Mina dan Muzdalifah. Saat jemaah haji atau umrah hendak melaksanakan ibadah lempar jumrah dan bermalam di Mina, mereka akan melewati lembah ini.

Sejarah dari Lembah Muhassir sangat populer di kalangan umat Muslim, karena tempat ini merupakan lokasi terjadinya penyerangan terhadap Mekah oleh pasukan gajah yang dipimpin Raja Abrahah.

Namun belum sampai pada tujuan utama, Raja Abrahah telah dihentikan dengan turunnya azab dari Allah SWT berupa burung-burung Ababil yang melempari pasukan gajah dengan batu-batu dari neraka.

Karena pasukan gajah yang melewati lembah itu seketika ‘lemah’ tak berdaya dan tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju Mekah, lembah itu pun diberi nama Muhassir yang berarti ‘lemah’.

Menariknya, salah satu sunah yang perlu dilakukan jemaah haji atau umrah ketika melewati Lembah Muhassir adalah harus mempercepat jalan. Begitupun jika jemaah menggunakan bus, maka kendaraan harus melaju lebih cepat.

Sunah untuk mempercepat jalan atau kendaraan ketika melewati Lembah Muhassir bahkan ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Qayyim.

Dalam hadits tersebut diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW menggerakkan unta betinanya dengan sigap dan mempercepat lajunya saat melewati Lembah Muhassir.

Tidak hanya di Lembah Muhassir, Beliau juga selalu melakukan hal yang sama ketika melewati tempat yang dulunya merupakan lokasi turunnya azab atau murka Allah SWT.

Kini, di lembah tersebut telah dibangun sebuah jembatan yang menghubungkan secara langsung ke Mina. Selain disunahkan untuk berjalan cepat, jemaah juga harus memperbanyak tahlil dan doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW saat melewati jembatan tersebut.

sumber

Wednesday 9 September 2015

Ayani Surabaya Macet Total Karena Ini

Adanya Truk Terguling di Raya Medaeng. Aiptu Made Subawa - Kanitlantas Polsek Taman mengabarkan, Truk L 9839 BC yang terguling muatan Batubara. Muatannya terguling separuh. Untuk evakuasi, muatan dikeluarkan semua baru Truk diangkat. Kronologinya, kondisi jalan ditinggikan, muatan berat, saat ambil lajur kiri langsung terguling. Saat ini jalur sudah bisa dilewati di lajur kanna. Lajur kiri masih tertutup muatan Truk. Lalu lintas masih padat.