Saturday 24 January 2015

Nurmala Hamid, Lurah Termuda yang Cantik & Berhijab


Usai satpol PP cantik  berhijab dan beberapa sosok lainnya dari berbagai profesi yang ramai diperbincangkan para netizens, kali ini sosok Nurmala Hamid menjadi sorotan. Siapakah dia?

Pemilik nama lengkap Nurmala Abdul Hamid Rahmola merupakan Lurah termuda asal Gorontalo. Sejak 22 Desember 2014 lalu, Nurmala resmi menjabat sebagai Lurah Tilihuwa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Ia pun menyandang label sebagai Lurah termuda karena baru berusia 22 tahun.
Lurah Termuda yang Cantik

Usianya yang tergolong belia dan menyandang sebuah jabatan yang cukup strategis membuat Nurmala heboh diperbincangan di jejaring sosial. Parasnya yang cantik, muda, berhijab dan masih jomblo membuat nama Nurmala langsung naik daun bak selebritis.

Diketahui, karier gadis lulusan Instititut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini sebelum menjabat sebagai Lurah berawal di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gorontalo serta menjadi bagian dari Humas & Protokoler Setda Kabupaten Gorontalo.

sumber

Monday 19 January 2015

Asal Mula Adanya Lampu Lalu Lintas

Asal Mula Adanya Lampu Lalu Lintas
Traffic light mulai dikenal pada tahun 1868, ketika kendaraan bermotor sudah mulai digunakan. Lampu lalu lintas pertama kali digunakan di London, dekat gedung parlemen. Pada saat itu, lampunya hanya terdiri dari dua warna, merah dan hijau. Sayangnya, pada tahun 1869, lampu itu meledak dan menewaskan seorang petugas lalu lintas yang berada di dekatnya. Kemudian, seorang berkebangsaan Amerika, Garrett Augustus Morgan mengembangkan lampu lalu lintas yang lebih aman, yaitu dengan penambahan warna kuning. Adanya lampu kuning dapat memberi jeda pada waktu lampu akan berganti warna sehingga pengguna jalan dapat mengurangi kecepatan ketika lampu kuning menyala.


Ketiga warna tersebut ternyata mengandung filosofi juga, lho. Warna merah identik dengan darah. Pada masa peperangan dulu, pertumpahan darah terjadi dimana-mana, menyisakan luka dan kematian. Kemudian muncullah sekelompok orang yang anti peperangan, maka dibuatlah peraturan larangan berperang dan saling melukai. Sejak saat itu warna merah digunakan untuk lambang larangan atau stop.

Warna kuning identik dengan api yang memiliki dua pilihan, yaitu api kecil yang mampu dikendalikan dan menjadi bermanfaat atau api besar yang tak terkendali sehingga menjadi berbahaya. Zaman peperangan dulu, manusia mengamati musuhnya berdasarkan api karena api digunakan untuk berbagai hal seperti penerangan dan memasak. Jika terlihat api dari kelompok musuhnya, maka prajurit akan berhati-hati atau bersiap-siap menghadapi musuh. Warna kuning juga identik dengan warna daun yang sudah tua, artinya daun itu sebentar lagi gugur dan digantikan yang masih segar sehingga warna kuning juga melambangkan transisi atau peralihan. Itulah alasan warna kuning menjadi simbol hati-hati atau waspada.


Warna hijau identik dengan daun. Meskipun tidak semua daun berwarna hijau dan warna hijau setiap tanaman juga tidak selalu sama, tapi hampir semua tanaman mengandung warna hijau. Keberagaman tanaman ini dapat dilihat sebagai kebebasan, setiap tanaman bebas berwarna hijau. Warna hijau juga merupakan warna yang menyegarkan mata, terutama untuk terapi sehingga warna ini aman untuk mata. Itulah mengapa warna hijau dipilih menjadi simbol bebas dan aman untuk berjalan pada lampu lalu lintas.

Lampu lalu lintas disusun secara vertikal dengan urutan warna merah yang paling atas, kemudian kuning, dan hijau yang paling bawah untuk memudahkan pengguna jalan yang buta warna. Warna merah mengandung corak warna jingga, sedangkan warna hijau mengandung corak warna biru sehingga orang yang buta warna merah dan hijau masih dapat membedakan lampu mana yang sedang menyala.