Saturday 12 November 2011

12 NOP 2011 FERSI 2..FULL HACK ALL BRANDDD+++ ( WORK...999,999 % ) TANPA DC N BT



Downloads Cheat : 
Downloads Password : 


Fitur Hack
  Full Wallhack
  Full Chams Hack
  Full Super Hack
  Full Replace Weapon 
  Hack pangkat GM|Not Permanent
  AIMBOT DATAR | ON/OFF
  Pasbom 0 Detik
  GHOST + MAGNET
  UNLIMITED AMMO

Full D3dmenu : Insert On/Off  , On CHeat : (->)
Ammo Global : Capslock lampu nyala + Klik kanan
Bom Global +asap  (Maksimal Keluar 4) Keys sama
AImbot Datar : On F7

12 nov 2011 [+] Full Wallhack [+] Replace Weapon [+] Ghost [+] Magnet [+] Ammo [+] Anti VK 50% [+] Unlimited HP [+] Unlimited HP [+] 1 HIT RM [+] K400 Sucide




FITUR :
[+] Full Wallhack
[+] Replace Weapon
[+] Ghost
[+] Magnet
[+] Ammo
[+] Anti VK 50%
[+] Unlimited HP


[+] Unlimited HP
[+] 1 HIT RM
[+] K400 Sucide
CARA PENGUNAAN :
[+] Download Cheat Di Atas
[+] Extrak Hasil Download Tadi
[+] Buka G-Cyber.exe
[+] Buka PB
[+] Klik Cheat
[+] Ada Notice Klik OK Saja
[+] Klik STARS PB
[+] Akan Ada Menu D3D Bagian Pojok Kiri Atas
[+] Untuk Memilih Fitur Cheat Tekan Tombol Panah Atas Atau Bawah Yg
Ada Di Keyboard
[+] Untuk Mengaktifkan/ Menonaktifkan Cheat Tombol Panah Kanan
Atau Kiri Yg Ada Di Keyboard
[+] Untuk Menyembunyikan Menu Tekan Tombol INSERT

Cara mendapatkan alamat feed blog

Apakah ada yang masih bingung cara mendapatkan alamat feed blog ? Saya juga pertama kali bingung untuk mendapatkan alamat feed blog ini, karena ketika blogwalking selalu saja melihat kotak subscribe di blog teman apalagi ketika dituntut untuk membuat sitemap di google, subscribe di banyak social bookmarking yang menginginkan alamat feed kita dan sebagainya.

Tapi seiring waktu berjalan akhirnya saya tau. satu hal yang bikin saya mengetahuinya karena tiap saya ingin cek pelanggan blog dan mengetikkan url dari situs feed seketika langsung masuk ke alamat saya tanpa login terlebih dahulu.
Jadi bagi teman yang juga ingin juga memilikinya, ikuti cara yang saya lakukan pertama kali

Cara mendapatkan alamat feed blog

1. Masuk ke feedburner.com

2. Login lagi jika dari google menginginkan anda harus login dulu

3. Klik tombol " Claim your feeds now " atau dengan mengisi url blog anda

4. Register seperti biasa dengan mengisi feedburner username berdasarkan nama blog anda, password, domain (pilih salah satu), isi captcha.

5. akan ada pilihan menentukan Atom atau RSS (sebaiknya catat dulu di notepad keduanya, karena itu adalah alamat RSS dan Atom Blog anda yang suatu saat akan di perlukan nantinya)

6. Tentukan title dan URL yang akan di pakai sebagai identitas / URL feed anda, maka anda akan mendapatkan alamat feeds anda setelah proses ini. contoh alamat feeds blog saya = http://feeds.feedburner.com/blogspot/rOYUD

7. Teruskan dengan proses Next, lakukan setting optional sesuai keinginan anda.

8. lalu proses seluruhnya selesai, dan anda sudah resmi terdaftar di feedburner.com

Tambahan: Pada proses ke 5 dan ke 6 sebenarnya anda sudah mendapatkan alamat feed blog, RSS, dan Atom. jika anda mengikuti saran saya untuk mencatat alamatnya di notepad. Tapi anda belum menyelesaikan proses registrasi seluruhnya di situs ini.

Apakah ada cara yang lebih mudah ? jawabannya ada. yaitu dengan hanya klik kanan pada blog / web anda di sembarang tempat dan pilih View Page Info, lalu klik tabFeeds. tapi sekali lagi, anda belum terdaftar di feedburner dan belum bisa menikmati banyak fungsi dari situs ini.

Fungsi mempunyai alamat feed

Walaupun saya belum mengerti banyak tentang pengaturan feed blog dsb, tapi disini saya sarankan bagi anda yang mulai terjun ke dunia blogging sebaiknya mempunyai alamat feed ini, karena fungsi mempunyai alamat feed ini banyak sekali bagi perkembangan sebuah blog. Sesuai dengan yang sudah saya tulis diatas bahwa fungsi mendaftar di feedburner dan mempunyai alamat feed, Atom, & RSS yang saya ketahui adalah sebagai berikut:

1. Membuat sitemap blog di Google webmaster tools. salah satu fungsinya untuk memudahkan crawl robots google di blog kita.

2. Mendapatkan pelanggan blog. ketika blog mempunyai banyak pelanggan pembaca maka otomatis blog anda akan banyak kunjungan dan mempunyai loyalti readers.

3. Subscribe di situs-situs yang dapat mempromosikan blog kita ( yang menyediakan fasilitas url feed ).

4. Make money blogging. (untuk fungsi yang satu ini saya belum banyak tau, karena saya juga belum pernah praktek :)

Cuma itu saja fungsi dari mempunyai alamat feeds blog yang saya ketahui, jika teman ada tambahan silahkan menambahkan di kolom komentar blog ini. semoga sharing kita malam ini tentang fungsi dan cara mendapatkan alamat feed blog berguna bagi kita semua..


sumber:http://caraonline.blogspot.com

Cara Submit Blog ke Yahoo

Yahoo Site Explorer adalah layanan Yahoo yang memungkinkan melihat informasi pada blog/website dalam indeks pencarian Yahoo!. Search Engine Yahoo dapat juga dikatakan sebagai kunci utama guna menjaring pengunjung untuk datang ke sebuah blog. Dengan terindeksnya blog di Search Engine Yahoo, akan dapat pula menaikkan traffik sebuah blog itu sendiri.

Untuk itu bagi yang punya blog, seharusnya mendaftarkan blognya ke berbagai Search Engine diantaranya ke Search Engine Yahoo.

    Sekarang kita lanjutkan dengan mendaftarkan blog anda ke Search Engine Yahoo. Untuk itu, disini saya akan membahas mengenai Cara Submit Blog ke Yahoo. Untuk lebih jelasnya silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini :

    1. Submit Your Site

    1. Silahkan menuju → Yahoo! Site Explorer.
    2. Login dengan akun Yahoo! mail anda.
    3. Pilih Submit a Website or Webpage.
    4. Masukkan alamat blog anda. Misal: http://chenk-rahman.blogspot.com/
    5. Klik Submit URL.
    Thank you! Your URL has been added to our list of URLs to crawl. Please expect a delay of several weeks before your URL is crawled.

















    2. Add My Site

    1. Klik My Sites pada bagian sidebar.
    2. Masukkan alamat blog anda. Misal: http://chenk-rahman.blogspot.com/
    3. Klik Add My Site.


















    4. Authentication, How would you like to authenticate your site?
    5. Pilih By adding a META tag to my home page.
    6. Copy meta tag (yang dilingkari merah) ke blog anda.
    - Login Blogger
    - Rancangan
    - Edit HTML
    - Letakkan kode meta tag yang tadi anda dapatkan di bawah <head> atau <b:include data='blog' name='all-head-content'/>

    7. Klik Simpan Template.
    * Jika gagal disimpan, silahkan tambahkan slash di akhir meta tag.
    Misal: <META name="y_key" content="xxxxxxxxxxxxxxxx" />
    Perhatikan yang berwarna merah di akhir meta.

    8. Kembali lagi ke halaman Authetication Yahoo! Site Explorer.
    9. Klik tombol Ready to Authenticate.





















    3. Add Feed

    1. Klik Feeds pada bagian sidebar.
    2. Tambahkan Feeds blog anda di kotak isian dengan :
    atom.xml
    sehingga menjadi
    http://alamatbloganda.blogspot.com/atom.xml

    3. Setelah anda memasukkan Feeds blog anda, silahkan klik Add Feed.














    * Anda bisa menambahkan beberapa Feeds. Ada 4 default feed untuk blogger yang bisa anda submit :
    → atom.xml
    → rss.xml
    → feeds/posts/default
    → feeds/posts/default?alt=rss

    4. Selesai.

    Mudah-mudahan dengan cara ini membuat blog anda lebih cepat di indeks oleh Search Engine Yahoo, dan mudah-mudahan pengunjung blog anda bisa lebih meningkat dari search engine.

    Silahkan mencoba dan semoga bermanfaat...

    sumber:chenk-rahman.blogspot.com

    sejarah blogger

    Blog merupakan singkatan dari "web log" adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

    Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif.

    Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.

    Ada lebih 10 juta blog yang bisa ditemukan di Internet. Dan masih bisa berkembang lagi, karena saat ini ada banyak sekali software, tool dan aplikasi Internet lain yang mempermudah para blogger (sebutan pemilik blog) untuk merawat blognya. Selain merawat dan terus melakukan pembaharuan di blognya, para blogger yang tergolong baru pun masih sering melakukan blogwalking, yaitu aktivitas dimana para blogger meninggalkan link di blog atau situs orang lain seraya memberikan komentar. Beberapa blogger kini bahkan telah menjadikan blognya sebagai sumber pemasukan utama melalui program periklanan AdSense, posting berbayar, jualan link, afiliasi dan lain-lain. Sehingga kemudian muncullah istilah profesional blogger, atau problogger, orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari aktivitas ngeblog. Karena memang faktanya banyak chanel-chanel pendapatan dana baik berupa dolar maupun rupiah dari aktivitas ngeblog ini.

    Blogger atau yang sekarang disebut Blogspot sudah tidak asing lagi di kalangan blogger. Penyedia layanan blog gratisan ini adalah perusahaan besar yang menyaingi WordPress sehingga bisa dibilang merupakan penyedia blog gratisan nomor satu paling laris di dunia.

    Berikut Sejarah Blogger :

    Blogger sebenarnya adalah sebuah sistem publikasi blog (blog publishing system) yang pada awalnya dibuat oleh Pyra Labs pada tanggal 23 Agustus 1999 dan merupakan sebuah dedicated blog-publishing tool pertama kali yang diperuntukkan untuk membantu mempopulerkan format tersebut.

    Pada bulan Februari 2003, dikarenakan kepopulerannya, akhirnya Pyra Labs diakuisisi oleh Google. Akuisisi ini menyebabkan fitur premium yang sebelumnya dikenakan biaya, kemudian berubah gratis.

    Pada tahun 2004, Google mengenalkan layanan barunya “Picasa”, yaitu sebuah aplikasi untuk mengorganisir dan mengedit foto digital. Layanan ini kemudian diintergrasikan dengan utility sharing foto Hello ke dalam layanan Blogger, sehingga memungkinkan seorang pengguna blogger untuk memposting foto-foto mereka ke dalam blog yang dibuatnya.

    Pada tanggal 9 Mei 2004, “Blogger” mendesain ulang tampilan utamanya, berbagai perubahan dilakukan di dalam Blogger dengan menambahkan berbagai fitur seperti web standards-compliant template, halaman arsip individu untuk posting, komentar dan posting menggunankan email.

    Pada tanggal 14 Agustus2006, “Blogger” meluncurkan rilis terbaru dalam “versi beta” dengan kode “invader”, bersamaan dengan rilis versi Gold. Ini membuat berpindahnya pengguna Blogger ke server Google dan disertai dengan ditambahkannya beberapa “fitur baru” di dalamnya.

    Dalam bulan Desember 2006, akhirnya versi terbaru Blogger tersebut tidak lagi dalam “versi beta” dan dalam “bulan Mei 2007″, Blogger telah benar-benar berpindah ke server Google.

    sumber:http://chenk-rahman.blogspot.com

    12 NOP 2011 CHEAT REPLACE WALL HACK NO BUG TRAP & NO DIS CONECT ..FULL CASH WORK




    Fitur*
    - WallHack
    - Replace weapon


    *Cara Pakai*
    - Buka Cheat
    - Start PB
    - Masukan Password
    - Tunggu sampai loading PB selesai..*_*

    - Baru gerakkan MOUSE kamu... (HARUS).

    Friday 11 November 2011

    Psikologi Pendidikan

    Irish (1996) membuat ringkasan penting dari literatur mengenai penelitian tentang pembelajaran dan hubungan yang spesifik dalam keluarga. Pengetahuan utama tentang keluarga menghasilkan gagasan bahwa ada kemungkinan setiap anak menggambarkan kondisi dalam keluarganya. Sebaiknya, kita mengartikan keluarga sebagai unit/kesatuan bukan pada masing-masing individunya. Tetapi, data utama tetap diperoleh dari masing-masing anggota keluarga (Bell, 1962; Haley, Ed., 1971). Proses pengenalan diri (self-definition) dimulai dari keluarga. Anak mambangun kepribadian dan mempengaruhi keluarganya dengan melukiskan diri mereka sendiri dengan terpisah tetapi tetap menjadi individu yang berinterkasi. Handel berpikir akan sangat membantu untuk mempersatukan pengertian yang mencakup individu dan keluarga. Setiap orang harus didefinisikan psisi mereka dalam proses di keluarga (Handel, 1965).

    Dalam hukum-hukum sejarah yang pasti, masa depan selalu berada ditangan generasi muda, yakni pada anak-anak. Kesadaran untuk mencerdaskan anak tentulah dimiliki oleh setiap oarng tua yang bijak. Persoalan dalam pendidikan keluarga adalah bahwa pengorbanan dan kerja keras para orang tua yang mengharapkan anak-anak cerdas ini, seringkali tidak disertai dengan kesadaran dan pengetahuan (know why and know how) yang memadai tentang mencerdaskan anak itu sendiri. Banyak orang tua yang berpendapat bahwa tugas mencerdaskan anaknya adalah tugas para guru dan intuisi pendidikan, sementara mereka sendiri asyik dengan profesinya.

    Kesadaran bahwa tugas utama mencerdaskan anak adalah tugas orang tua, akan memberikan pengaruh yang positif, dalam pembentukan tanggung jawab dan pengkondisian lingkunag keluarga untuk mewujudkan anak-anak cerdas. Sebagaimana disabdakan Rasulullah saw, “Setiap bayi yang lahir memiliki fitrah tawhid, orang tualah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Orang tua yang sadar dengan tanggung jawab pendidikan dan pencerdasan ini akan lebih arif dalam “memilihkan dan menawarkan” perangkat permaianan, mengajak ke tempat rekreasi dan pembentukan lingkungan anak yang mendukung proses belajar dan pencerdasan mereka. Sebagai orang tua, kita tidak saja mampu membantu mengerjakan PR dan menyelesaikan pelajaran lainnya, tetapi juga mengarahkan anak dan menunjukkan jalan hidup yang benar (sirat al-mustaqim), sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di dunia ini dan akherat kelak.

    BAB II
    PEMBAHASAN

    A. Pengertian
    Pendidikan keluarga adalah proses transformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

    Fungsi pendidikan dalam keluarga tak terlepas dari peranan ayah dan ibu yang memiliki beberapa turunan fungsi yang bersifat kultur (pendidikan budaya) untuk mempartahankan budaya dan adat keluarga, bersifat religi (pendidikan agama) agar kehidupan dalam keluarga berjalan dengan baik, sejahtera , tentram dan terarah. Selain itu, bersifat ekonomis (pendidikan ekonomi) sehingga tidak tercipta krisis keuangan keluarga, bersifat sosialisasi (pendidikan sosial) agar menciptakan suasana yang kondusif baik secara internal maupun eksternal, bersifat protektif (pendidikan proteksi) untuk melindungi wahana keluarga dari pengaruh apapun atau faktor apapun yang merugikan bagi keluarga dan lainya.

    Beberapa hal yang memegang peranan penting keluarga sebagai fungsi pendidikan dalam membentuk pandangan hidup seseorang meliputi pendidikan berupa pembinaan akidah dan akhlak, keilmuan atau intelektual dan kreativitas yang mereka miliki serta kehidupan pribadi dan sosial.
    1) Pembianaan Intelektual.
    Pembinaan intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi. Dengan adanya pendidikan melalui pembinaan intelektual maka kehidupan dalam keluarga dapat berjalan secara logis dan benar.
    2) Pembinaan Akidah dan Akhlak
    Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanan, sejakmulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka seorang tokoh terkemuka yaiu al-Ghazali memberikan beberapa metode pendidikan dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan yaitu dengan cara memberikan pemahaman lewat hafalan.

    Sebab proses pemahaman diawali dengan hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi). Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya.
    Akidah adalah bentuk penyaksian dari sebuah keimanan atas keesaan Tuhan. Sedangkan Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Dalam keluarga pendidikan yang berupa pembinaan akidah dan akhlak dilaksanakan dengan memberi contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi mereka.

    3)Pembinaan Kepribadian dan Sosial.
    Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatar belakanginya.
    Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak anak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.
    Disamping itu, dalam pembinaan kepribadian dan sosial tersebut akan menciptakan fungsi pendidikan yang bersifat kultural, sehingga budaya dan adat yang dipegang dalam kelurga dapat tetap lestari dan terjaga.
    Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

    B. Tujuan Pendidikan Keluarga
    Perbuatan mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, yaitu tujuan pendidikan. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989, tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

    Tujuan-tujuan ini bisa menyangkut kepentingan anak itu sendiri, kepentingan masyarakat dan tuntutan lapangan pekerjaan. Proses pendidikan terarah pada peningkatan, penguasaan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangn diri anak. Pengembangan diri ini dibutuhkan untuk menghadapi tugas-tugas dalam kehidupannya sebagai pribadi, sebagai siswa, karyawan, profesional, maupun sebagai warga masyarakat.

    Keluarga bukan hanya menjadi tempat anak dipelihara dan dibesarkan, tetapi juga tempat anak hidup dan dididik pertama kali. Apa yang diperolehnya dalam kehidupan keluarga, akan menjadi dasar dan dikembangkan pada kehidupan-kehidupan selanjutnya. Keluarga merupakan masyarakat kecil sebagai prototype masyarakat luas. Semua aspek kehidupan masyarakat ada didalam kehidupan keluarga, seperti aspek ekonomi, sosial, politik, keamanan, kesehatan, agama, termasuk aspek pendidikan.

    Diantara aspek-aspek kehidupan tersebut, pendidikan menepati kedudukan yang paling sentral dalam kehidupan keluarga, sebab ada suatu kecenderungan yang sangat kuat pada manusia, bahwa mereka ingin melestarikan keturunannya dan ini dapat dicapai melalui pendidikan. Cita-cita orang tua tentang anak direlisasikan melalui pendidikan.

    Tujuan umum dari pendidikan keluarga adalah tercapainya perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya masing-masing. Sedangkan tujuan-tujuan yang khusus adalah:
    1. Pemahaman yang lebih baik tentang diri, lingkungan, dan perkembangannya.
    2. Mampu memilih dan menentukan arah perkembangan dirinya, mengambil keputusan yang tepat bagi diri dan lingkungannya.
    3. Mampu menyesuaikan diri baik dengan dirinya maupun lingkungannya.
    4. Memiliki produktivitas dan kesejahteraan hidup.

    C. Karakteristik Pendidikan Keluarga
    Di dalam pendidikan keluarga setiap anggota keluarga mempunyai peranan masing-masing. Seperti Ibu dan bapak berperan sebagai pendidik dalam keluarga walaupun tidak ada kurikulum khusus tertulis yang mereka buat atau ikuti. Bapak sebagai penanggung jawab keluarga yang mengantarkan anak untuk memasuki lingkungan sekitarnya. Sedangkan ibu sebagai tokoh utama dan pendidik pertama bagi anak-anaknya.
    1) Peran Ayah dalam Keluarga
    B. Simanjuntak dan I.I. Pasanibu menyatakan bahwa peran ayah itu adalah (1) sumber kekuasaan sebagai dasar identifikasi, (2) penghubung dunia luar, (3) pelindung ancaman dunia luar dan (4) pendidik segi rasional (B. Simanjuntak, II Pasaribu, 1981, p.110). Sikun Pribadi membagi peran ayah menjadi (1) pemimpin keluarga, (2) sex poster, (3) pencari nafkah, (4) pendidik anak-anak, (5) tokoh identifikasi anak, (6) pembantu pengurus rumah tangga.

    Ayah berperan sebagai jalannya rumah tangga dalam keluarga. Sebagai pemimpin keluarga orang tua wajib mempunyai pedoman hidup yang mantap, agar jalannya rumah tangga dapat berjalan dengan lancar menuju tujuan yang telah dicita-citakan. Ayah sebagai sex partner. Dapat melaksanakan peran ini dengan diliputi oleh cinta kasih yang mendalam. Seorang ayah harus mampu mencintai istrinya dan jangan selalu minta dicintai istrinya. Ayah sebagai pencari nafkah. Penghasilan yang cukup dalam keluarga mempunyai dampak yang baik sekali dalam keluarga. Sebab segala segi kehidupan dalam keluarga perlu biaya untuk sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan pengobatan. Untuk seorang ayah harus mempunyai pekerjaan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

    Ayah sebagai pendidik. Terutama menyangkut pendidikan yang bersifat rasional. Pendidikan mulai diperlukan sejak anak umur tiga tahun ke atas, yaitu saat anak mulai mengembangkan ego dan super egonya. Kekuatan ego (aku) ini sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan realitas hidup yang terdiri dari segala jenis persoalan yang harus dipecahkan. Ayah sebagai tokoh atau modal identifikasi anak. Untuk identifikasi diri dalam rangka membentuk super ego (aku ideal) yang kuat. Super ego merupakan fungsi kepribadian yang memberikan pegangan hidup yang benar, susila dan baik. Oleh karena itu seorang ayah harus memiliki pribadi yang kuat. Pribadi ayah yang kuat akan memberikan makna bagi pembentukan pribadi anak. Aku ini akan terbentuk dengan baik jika ayah sebagai model dapat memberikan kepuasan bagi anak untuk identifikasi diri. Ayah sebagai pembantu pengurus rumah tangga. Sebagai lembaga sosial yang memerankan berbagai fungsi kehidupan manusia. seorang ayah dituntut untuk bekerja keras, dan berpengetahuan yang memadai. Pengetahuan ini sangat diperlukan karena persoalan-persoalan kehidupan makin lama makin sulit dan kompleks.

    2)Peran Ibu dalam Keluarga
    Kartini Kartono (1977) menyebutkan bahwa fungsi wanita dalam keluarga sebagai berikut (1) sebagai istri dan teman hidup (2) sebagai partner seksual (3) sebagai pengatur rumah tangga (4) sebagai ibu dan pendidik anak-anaknya, (5) sebagai makhluk sosial yang ingin berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosial. Sikun Pribadi (1981) menyatakan bahwa peranan wanita dalam keluarga adalah (1) sebagai istri (.2) sebagai pengurus rumah tangga (3) sebagai ibu dari anak-anak, (4) sebagai teman hidup dan (5) sebagai makhluk sosial yang ingin mengadakan hubungan sosial yang intim. Kedua pendapat tersebut ternyata dapat sama, hanya penempatan urutan dan kombinasi peran yang brbeda. Nani Suwondo (1981) menyatakan bahwa wanita dalam keluarga itu mempunyai panca tugas yaitu (1) sebagai istri (2) sebagai ibu pendidik (3) sebagai ibu pengatur rumah tangga (4) sebagai tenaga kerja (5) sebagai anggota organisasi masyarakat.

    Wanita sebagai ibu pendidik anak dan pembina generasi muda. Ibu sebagai pendidik anak bertanggung jawab agar anak-anak dibekali kekuatan rohani maupun jasmani dalam menghadapi segala tantangan zaman dan menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Ibu sebagai pengatur rumah tangga. Ibu pengatur rumah tangga merupakan tugas yang berat. Sebab seorang ibu harus dapat mengatur segala peraturan rumah tangga. Oleh karena itu ibu dapat dikatakan sebagai administrator dalam kehidupan keluarga. Oleh karena itu ibu harus dapat mengatur waktu dan tenaga sescara bijaksana.
    Ibu sebagai tenaga kerja. Dalam perkembangan sekarang ini dapat dikatakan baik di desa maupun di kota tampak bahwa ibu juga berperan sebagai pencari nafkah. Harus ada kesepakatan yang kuat dan bijak antara ibu dan ayah.
    Ibu sebagai makhluk sosial. Ibu sebagai makhluk sosial tidaklah cukup berfungsi (1) beranak, (2) bersolek, (3) memasak atau seperti predikat ibu di Barat ibu hanya mengurusi (1) anak, (2) pakaian, (3) dapur, (4) makanan saja (Hardjito Notopuro, 1984, p.45). Ibu sebagai makhluk sosial perlu diberi peran dalam masyarakat dan lembaga-lembaga sosial dan politik. Di desa-desa ibu berperan aktif dalam PKK, baik sebagai anggota maupun sebagai pengurus, di kantor-kantor ia diberi kesempatan untuk mendampingi suami sebagai pengurus atau anggota Darma Wanita, Darma Pertiwi dan sebagainya. Ibu dengan tugas-tugas ini akan merasa puas dan banagia, jika semua tugas itu dapat dilaksanakan sebaik-baiknya
    Karakteristik yang paling menonjol dalam pendidikan keluarga adalah tentang metode modelling. Secara tidak langsung maupun langsung anggota keluarga saling mengidentifikasi karena intensnya pertemuan mereka.

    D. Pendidikan Keluarga
    Pendidikan keluarga merupakan bagaian integral dari sistem pendidikan Nasional Indonesia. Oleh karena itu norma-norma hukum yang berlaku bagi pendidikan di Indonesia juga berlaku bagi pendidikan dalam keluarga. Dasar hukum pendidikan Indonesia dibagi menjadi tiga dasar yaitu dasar hukum ideal, dasar hukum struktural, dan dasar hukum operasional. Dasar hukum ideal adalah pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Oleh karena itu landasan ideal pendidikan keluarga di Indonesia adalah pancasila.

    Tiap-tiap orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila pada anak-anaknya. Orang tua itu mempunyai wajib hukum untuk mendidik anak-anaknya. Keberhasilan anak dalam pendidikan merupakan keberhasilan pendidikan dalam keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orangtua, pemerintah, dan masyarakat. Pendidikan dalam keluarga berlangsung karena hukum kodrat. Secara kodrati orang tua wajib mendidik anak. Oleh karena itu orang tua disebut pendidikan alami atau pendidikan kodrat. Pembagian tugas dan peran dalam keluarga membawa konsekuensi dan tanggung jawab pada masing-masing peran itu dalam keluarga.
    1) Jenis-jenis Pendidikan dalam Keluarga
    Jenis-jenis pendidikan yang perlu diberikan pada anak. Dalam keluarga diberikan bermacam-macam kemampuan jika diperhatikan kegiatan di dalam rumah tangga maka terjadi transformasi nilai-nilai yang beraneka ragam. Nilai ada bermacam-macam, Driyarkara S.Y. yang dikutip dalam Pengasuh Basis (1980), (1) nilai vital, (2) nilai estetik, (3) nilai kebenaran dan (4) nilai moral Anton Sukarno (1986) membagi nilai menjadi (1) nilai material, (2) nilai vital, dan (3) nilai rohaniah yang terdiri dari nilai kebenaran, nilai moral, nilai keindahan dan nilai religius. Nilai material menurut Driyarkara termasuk nilai vital. Nilai material berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan jasmani, Nilai vital berkaitan dengan semua barang yang dapat memenuhi kebutuhan hidup kejasman. Jadi Driyarkara menggabungkan antara nilai material dan nilai vital.
    Nilai-nilai yang menyebabkan seseorang dapat merasakan bahagian dengan mengalami barang-barang yang bagus dan indah disebut nilai estetika atau nilai keindahan.
    - Nilai kebenaran
    Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita ketahui setiap orang ingin mengetahui dan mengerti tentang sesuatu hal baik yang bersumber dari dalam dirinya maupun hal-hal yang diluar dirinya. Nilai kebenaran berkaitan dengan berpikir logis manusia. Sesuatu itu bernilai kebenaran jika dipandang dari akal suatu hal itu benar. Jika seseorang dalam memecahkan suatu persoalan yang dihadapi maka ia merasa puas, sebab ia telah menemukan kebenaran terhadap sesuatu yang tadinya merupakan kesulitan tadi.
    - Nilai-nilai moral
    Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. N. Driyarkara S.Y. menjelaskan bahwa untuk perkembangan manusia, manusia itu harus melaksanakan hukum-hukum yang melekat pada diri manusia sebagai manusia (Pengasuh Majalah Basis, 1980, p.110). Hukum-hukum ini disebut hukum moral atau kesusilaan. Menurut hukum moral manusia itu harus melaksanakan suatu kewajiban, harus cinta sejati kepada sesama, meluhurkan martabat dan derajat manusia. Hukum moral dan kebebasan adalah dua hal yang melekat pada diri manusia. Dengan hukum moral manusia terikat, tetapi manusia bebas untuk melaksanakan. Nilai-nilai moral atau nilai susila berkaitan dengan perilaku yang baik dan buruk.
    - Nilai religius atau nilai keagamaan
    Nilai religius merupakan manifestasi dari manusia sebagai makhluk Tuhan. Manusia sebagai makhluk Tuhan dapat mengalami dan merasakan suatu keharusan di dalam dirinya untuk mengakui bahwa adanya bukan adanya sendiri, tetapi adanya karena diadakan oleh Yang Maha Pencipta. Manusia mengakui suatu realitas bahwa dia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Oleh karena itu ia dapat disebut makhluk Tuhan yang harus taat dan taklim kepada-Nya. Dnyarkara SY. mengatakan bahwa nilai keagamaan merupakan fondasi dari nilai-nilai moral. Nilai moral dan nilai agama ini merupakan tuntutan dari dalam diri manusia. Dalam keluarga terjadi transformasi nilai-nilai. Seluruh nilai-nilai tersebut telah ditransformasikan ke dalam diri anak oleh orang tua. Oleh karena itu segala jenis pendidikan telah dilaksanakan dalam keluarga. Sudardjo Adiwikarta (1988, p.66) menyatakan bahwa di semua lingkungan pendidikan semua aspek mendapat tempat.
    Seperti telah dijelaskan di muka, kita mengenal tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, llngkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Semua lingkungan pendidikan ini telah menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Dalam hal ini, pendidikan yang diberikan hanyalah dasar-dasarnya saja. Oleh karena itu Sikun Pribadi menyatakan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama bagi perkembangan anak. Pendidikan yang pertama merupakan pondasi bagi pendidikan selanjujtnya (Sikun Pribadi, 1981, p.67). Semua jenis pendidikan masih dikembangkan dan disempurnakan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dan akhirnya hanya pendidikan moral dan religius saja yang bertahan di lingkungan di rumah.
    Dalam keluarga juga ia mulai mempelajari cara-cara dan aturan berbuat dan berperilaku sesuai dengan norma sosial yang dianut masyarakat sekitarnya. Sosialisasi dalam berbagai segi kehidupan dipelajari dalam keluarga. Tentu hasilnya akan sangat tergantung kepada berbagai karakteristik keluarga tempat anak itu diasuh dan dibesarkan.

    2)Pola Asuh Dalam Keluarga
    Jika peran-peran dalam keluarga kita perhatikan di sana ada yang disebut bapak, ibu dan anak. Ketiga istilah ini dalam kehidupan sehari-hari sangat familier. Bapak dalam keluarga mempunyai makna khusus yaitu sebagai role-job, skill-job, dan aim-job. Bapak sebagai peran telah kita bicarakan di muka bahwa bapak memiliki peran ganda termasuk di dalamnya aim-job dan skill-job. Dalam kesempatan akan lebih berkaitan dengan skill-job dalam kaitan interaksi antara bapak dan anak, ibu dan anak. Pengertian ibu dan bapak dalam keluarga akan nampak peran ibu dan bapak sebagai orang yang memiliki keterampilan untuk mendidik, mengajar dan melatih anak. Keterampilan bapak dan ibu dalam menyampaikan nilai-nilai kepada anak-anaknya.
    Keterampilan dalam menyampikan nilai-nilai kepada anak ini dapat berpusat pada dua kutub yang dipengaruhi oleh gaya orang tua. Sudardjo Adiwikarta (1988) membedakan dua pola yang berpusat pada anak (child centered) dan pola yang berpusat pada orang tua (parent centered). Singgih D. Gunarsa (1983) berdasarkan gaya orang tua membedakan tiga cara yaitu (1) cara otoriter, (2) cara bebas, (3) cara demokrasi, (Singgih D Gunarsa dan Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, 1983, p. 82-84).
    - Pola asuh otoriter
    Pola asuh yang otoriter akan terjadi komunikasi satu dimensi atau satu arah. Orang tua menentukan aturan-aturan dan mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap perilaku anak yang boleh dan tidak boleh dilaksanakannya. Anak harus tunduk dan patuh terhadap orang tuanya, anak tidak dapat mempunyai pilihan lain. Orang tua memerintah dan memaksa tanpa kompromi. Anak melakukan perintah orang tua karena takut, bukan karena suatu kesadaran bahwa apa yang dikerjakan itu akan bermanfaat bagi kehidupannya kelak. Orang tua memberikan tugas dan menentukan berbagai aturan tanpa memperhitungkan keadaan anak, keinginan anak, keadaan khusus yang melekat pada individu anak yang berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain.
    - Pola asuh bebas
    Subjek asuh bebas, berorientasi bahwa anak itu makhluk hidup yang berpribadi bebas. Anak adalah subiek yang dapat bertindak dan berbuat menurut hati nuraninya. Orang tua membiarkan anaknya mencari dan menemukan sendiri apa yang diperlukan untuk hidupnya. Anak telah terbiasa mengatur dan menentukan sendiri apa yang dianggap baik. Orang tua sering mempercayakan anaknya kepada orang lain, sebab orang tua terlalu sibuk dalam pekerjaan, organisasi sosial dan sebagainya. Orang tua hanya bertindak sebagai polisi yang mengawasi permainan menegur dan mungkin memarahi. Orang tua kurang bergaul dengan anak-anaknva, hubungan tidak akrab dan anak harus tahu sendiri tugas apa yang harus dikerjakan.
    Dua pola ini memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Pola asuh memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Pola asuh otoriter memang memungkinkan terlaksananya proses transformasi nilai dapat berjalan lancar. Akan tetapi anak mengerjakan tugas dengan rasa tertekan dan takut. Akibatnya jika orang tua tidak ada mereka akan bertindak yang lain. Dia akan melakukan hal-hal yang menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan. Pola asuh bebas memang memandang anak sebagai subyek, anak bebas menentukan pilihannya sendiri. Akan tetápi anak justru menjadi berbuat semau-maunya; ia berbuat dengan mempergunakan ukuran diri sendiri. Pada hal anak berada dalam dunia anak dan dia harus masuk pada dunia nilai dan dunia anak. Oleh karena itu anak akan kebingungan ibarat anak ayam yang ditinggalkan induknya. Akhirnya anak akan lari ke sana-kemari tanpa arah.
    - Pola asuh domokratis
    Pola asuh ini berpijak pada dua kenyataan bahwa anak adalah subjek yang bebas dan anak sebagal makhluk yang masih lemah dan butuh bantuan untuk mengembangkan diri. Anak sebagai pribadi yang masih perlu mempribadikan dirinya, dan terbuka untuk dipribadikan. Proses pempribadian anak akan berjalan dengan lancar jika cinta kasih selalu tersirat dan tersurat dalam proses itu.

    3) Fungsi Pendidikan Keluarga dalam Islam
    Fungsi pendidikan bagi keluarga meliputi fungsi melahirkan anak dan menyusukannya, fungsi pengeluaran dan memberi sumbangan perekonomian untuk memenuhi keperluan anggota-anggota keluarga, fungsi pelayanan terhadap anggota-anggota keluarga, fungsi sosial, agama, ekonomi, politik, dan dimana anggota-anggota keluarga tidak membatasi aktifitasnya dalam rumah, tetapi keseluruhan masyarakat dimana keluarga itu berada.
    Adapun fungsi-fungsi yang akan kekal adalah fungsi melahirkan anak (menyusui, pemeliharaan anak, pemakanan jasmani dan psikologikal), fungsi pendidikan (proses sosialisasi, nasihat ,bimbingan, pengembangan bakat, dan lain-lain). fungsi pendidikan yang akan kekal menjadi tanggung jawab pokok bagi keluarga. Penting atau tidak akan berubah karena berubahnya konsep-konsep dan pemikiran-pemikiran pendidikan, juga tidak akan berubah karena bertambahnya jumlah institusi-institusi khas untuk pendidikan dan lembaga-lembaga. Walaupun demikian tingginya tingkat perkembangan dan perubahan yang berlaku, keluarga tetap memelihara fungsi pendidikannya dan menganggap sebagian tugasnya sebagai fungsi umum yang menyiapkan sifat cinta-mencintai dan keserasian diantara anggota-anggotanya.

    E. Problematika Pendidikan Keluarga
    Umumnya konsep atau paradigma disandarkan atas pandangan-pandangan filosofis tentang manusia. Hal ini sebagai sesuatu yang wajar, mengingat pendidikan memilki perhatian utama terhadap manusia. Tanpa adanya asumsi-asumsi atau pandangan filosofis tentang manusia, sebuah konsep ynag berfungsi untuk perekayasaan atau pemberdayaan potensi manusiawi, tidak dapat dibangun. Begitu juga halnya jika kita ingin mendidik dan mencerdaskan anak.

    Apa yang sering terjadi adalah orang tua yang ambisius dan terobsesi pada sesuatu, kemudian dengan serta merta ingin menjadikan anaknya tersebut seperti yang dikehendakinya atau minimal sesukses dirinya. Sebaliknya juga bisa terjadi, karena orang tua gagal atau terpuruk dalam suatu bidang atau jenis kegiatan, kemudian dia melarang anaknya untuk memasuki suatu bidang.

    Kecenderungan orang tua yang demikian ini sesungguhnya mengandung kesalahan logis yang cukup serius. Pola seperti ini menurunt Jalaluddin Rachmat merupakan kerancuan berpikir dan mitos. Pemaksaan terhadap hal ini , apalagi dilakukan sejak dini, biasanya akan berakibat buruk bagi masa depan anak-anaknya. Sebuah obsesi atau kehidupan yang sulit dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran bagi anak-anaknya ketika memasuki usia dewasa bukan sebagai beban psikologis.
    Untuk memperbaiki hal-hal tersebut kita perlu melihat secara objektif. Pertama perlu sekali mempertimbangkan perubahan-perubahan zaman. Kedua, ada potensi-potensi atau kelemahan yang berbeda pada setiap orang, termasuk antara anak dan orang tuanya. Ketiga, jika ada proses pemaksaan atau pembebanan seperti itu, sesungguhnya telah menutup peluang terhadap berbagai kemungkinan potensial dan kemampuan anak dikemudian hari.

    Kesadaran dini untuk mengetahui siapa sesungguhnya anak adalah persoalan besar pertama yang harus dihadapi orang tua, sebelum berbagai persoalan menyangkut kewajiban dan hak-haknya terhadap anak. Pengetahuan tentang anaknya membantu orang tua berkomunikasi, bersikap dan tentu berupaya mencerdaskan anaknya sebaik mungkin.

    DAFTAR PUSTAKA
    Langgulung, Hasan. (1995). Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan.Jakarta: Al Husna Zikra.
    S, S Nana. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
    Suharsono. (2004). Mencerdaskan Anak. Depok : Inisiasi Press.
    Bernard, W Harnold. Fullmer , W Daniel.( 1977). Principles of Guidance. New York: Thomas Y Crowell Company.

    tawuran pelajar

    “Tawuran Pelajar”: Ditinjau dengan perspektif perilaku Agresi


    BAB I
    Pendahuluan
    A. Latar Belakang
    Pelajar yang sedang menempuh pendidikan di SLTP maupun SLTA, bila ditinjau dari segi usianya, sedang mengalami periode yang sangat potensial bermasalah. Periode ini sering digambarkan sebagai storm and drang period (topan dan badai). Dalam kurun ini timbul gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Dari situasi konflik dan problem ini remaja tergolong dalam sosok pribadi yang tengah mencari identitas dan membutuhkan tempat penyaluran kreativitas. Jika tempat penyaluran tersebut tidak ada atau kurang memadai, mereka akan mencari berbagai cara sebagai penyaluran. Salah satu eksesnya, yaitu “tawuran”. .
    .“Tawuran” mungkin kata tersebut sering kita dengar dan baca di media massa. Bagi warga Jakarta, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksi kekerasan. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, bahkan di kompleks-kompleks perumahan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dll). Pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar/masal merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderung dianggap biasa. Pelaku-pelaku tindakan aksi ini bahkan sudah mulai dilakukan oleh siswa-siswa di tingkat SLTP/SMP. Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi kita semua.
    Hal yang terjadi pada saat tawuran sebenarnya adalah perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok. Agresi itu sendiri menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, Psikologi kepribadian, 1993) didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh,atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain.
    Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia merupakan fenomena menarik untuk dibahas. Di sini penulis akan memberi beberapa contoh dari berita-berita yang ada. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (harian pagi Sumatra ekspres Palembang). Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMK YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi (harian pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal 19 September 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com). Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasar pada tanggal 12 Juli 2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran dengan sesama rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah (tempointeraktif.com). Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 November 2005 terjadi tawuran antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com). Masih banyak kejadian tawuran antar pelajar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu di sini.
    Tawuran pelajar secara kuantitas sebenarnya boleh dikatakan kecil. Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta Raya mencatat, pelajar yang terlibat tawuran hanya sekitar 1.369 orang atau sekitar 0,08 persen dari keseluruhan siswa yang jumlahnya mencapai 1.685.084 orang. Namun dari segi isu, korban, dan dampaknya, tawuran tidak bisa dianggap enteng. Jumlah korban tewas akibat tawuran pelajar, sejak 1999 hingga kini yang tercatat mencapai 26 orang. Ini belum termasuk yang luka berat dan ringan. Secara sosial, tawuran juga telah meresahkan masyarakat dan secara material banyak fasilitas umum yang rusak, seperti dalam kasus pembakaran atau pelemparan bus umum.
    Berkaitan dengan agresi Craig A. Anderson dan Brad J. Bushman dalam penelitiannya Effect Of Violent Video Games On Aggressive Behavior, Aggressive Cognitiom, Aggressive Affect, Physiological Arousal, And Prososial Behavior menemukan bahwa video-game kekerasan mengajukan suatu ancaman kesehatan-masyarakat terhadap anak-anak dan remaja, khususnya para individu usia mahasiswa dimana video game kekerasan berhubungan secara positif dengan tingkat agresi yang dipertinggi pada dewasa muda dan anak-anak. Selain itu, video game kekerasan berhubungan secara positif dengan mekansime-mekanisme utama yang mendasari efek-efek jangka panjang terhadap perkembangan kepribadian yang agresif – kognisi agresif.
    . M. Brent Donnellan, Kali H. Trzesniewski, Richard W. Robins, Terrie E. Moffit dan Avshalom Caspi dalam penelitiannya Low Self Esteem is related to Aggression, Anti Social Behavior, and Delinquency menunjukkan bahwa self-esteem bisa meramalkan masalah-masalah pengeksternalisasian dimasa depan; anak-anak berusia 11 tahun dengan self-esteem yang rendah cenderung meningkat agresinya pada umur 13.
    Andreas diekmann, Monika jungbaeur-gans, Heinz Krassing, Sigrid Lorenz dalam penelitiannya Social Status and Aggression menunjukan bahwa social status yang lebih tinggi tidak hanya menghambat respon agressif namun juga dapat memperhebat kecenderungan agresif seseorang, namun penelitian ini tidak dapat di generalisasikan karena perbedaan budaya dapat juga memainkan peran dalam agresi..
    Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud memandang tawuran dengan memahami bebarapa perspektif perilaku agresi dan mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah tawuran pelajar.

    B. Rumusan Masalah
    Dari latar belakang yang tersurat dalam pendahuluan di atas dapat ditarik suatu rumusan masalah pokok sebagai berikut, Bagaimana teori agresi memandang tawuran pelajar dan bagaimana cara mencegah terjadinya tawuran pelajar?


    BAB II
    Landasan Teori


    A. Pengertian
    Agresi walaupun merupakan konsep yang sangat familiar tetapi tampaknya tidak
    mudah untuk mendefinisikannya. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron & Byrne, 1994; Brehm & Kassin, 1993; Brigham, 1991). Dalam hal ini, jika menyakiti orang lain karena unsur ketidaksengajaan, maka perilaku tersebut bukan dikategorikan perilaku agresi. Rasa sakit
    akibat tindakan medis misalnya, walaupun sengaja dilakukan bukan termasuk agresi. Sebaliknya, niat menyakiti orang lain tetapi tidak berhasil, hal ini dapat dikatakan sebagai
    perilaku agresi.
    Perilaku agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain. Jenis Agresi digolongkan menjadi dua, yaitu (1) agresi permusuhan (hostile aggression) semata- mata dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain atau sebagai ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi. Perilaku agresif dalam jenis pertama ini adalah tujuan dari agresi itu sendiri dan (2) agresi instrumental (instrumental aggression) pada umumnya tidak disertai emosi. Perilaku agresif hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain selain penderitaan korbannya. Agresi instrumental mencakup perkelahian untuk membela diri, penyerangan terhadap seseorang ketika terjadi perampokan, perkelahian untuk membuktikan kekuasaan atau dominasi seseorang (Myers dalam Sarwono,2002). Perbedaan kedua jenis agresi ini terletak pada tujuan yang mendasarinya. Jenis pertama semata- mata untuk melampiaskan emosi, sedangkan agresi jenis kedua dilakukan untuk mencapai tujuan lain.

    B. Bentuk-bentuk Agresi
    Bentuk atau ekspresi agresi dapat berupa fisik maupun verbal. Agresi yang berbentuk fisik seperti memukul, menendang, melempar, merusak serta bentuk- bentuk lain yang dapat mengakibatkan sakit/ luka pada objek atau sumber frustasi. Sedangkan bentuk agresi yang bersifat verbal seperti mencaci- maki, berteriak- teriak, mengeluarkan kata- kata yang kasar/ kotor dan bentuk- bentuk lain yang sifatnya verbal/ lisan.

    C. Teori-Teori Agresi
    1. Teori Frustrasi - Agresi
    Teori frustrasi-agresi atau hipotesis frustrasi-agresi (frustration-aggression hypothesis) berasumsi bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan, akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustrasi (Dollard dkk dalam Prabowo, 1998). Menurut formulasi ini, agresi bukan dorongan bawaan, tetapi karena frustrasi merupakan kondisi yang cukup universal,agresi tetap merupakan dorongan yang harus disalurkan.
    2. Teori Belajar Sosial
    Teori belajar sosial lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura (dalam
    Sarwono, 2002) mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari- hari pun perilaku agresif
    dipelajari dari model yang dilihat dalam keluarga, dalam lingkungan kebudayaan setempat atau melalui media massa.
    3. Teori Kualitas Lingkungan
    Strategi yang dipilih seseorang untuk stimulus mana yang diprioritaskan atau
    diabaikan pada suatu waktu tertentu akan menentukan reaksi positif atau negatif terhadap lingkungan. Berikutnya adalah teori Kualitas Lingkungan yang salah satunya meliputi kualitas fisik (ambient condition). Berbicara mengenai kualitas fisik (ambient condition), Rahardjani dan Ancok (dalam Prabowo, 1998) menyajikan beberapa kualitas fisik yang mempengaruhi perilaku yaitu: kebisingan, temperatur, kualitas udara, pencahayaan dan warna. Menurut Ancok (dalam Prabowo, 1998), keadaan bising dan temperatur yang tinggi akan mempengaruhi emosi para penghuni. Sedangkan menurut Holahan (dalam Prabowo, 1998) tingginya suhu dan polusi udara paling tidak dapat menimbulkan dua efek yaitu efek kesehatan dan efek perilaku.



    BAB III
    Pembahasan

    A. Tawuran Merupakan Perilaku Agresif yang Marak dilakukan di Kalangan Pelajar
    Tawuran merupakan salah satu bentuk perilaku agresi, karena dalam tawuran terdapat perilaku baik fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain.
    Masa Remaja merupakan masa manusia mencari jati diri. Pencarian tersebut direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya. Yang dinamakan kelompok tidak hanya lima atau sepuluh orang saja. Satu sekolah pun bisa dinamakan kelompok. Kalau kelompok sudah terbentuk, akan timbul adanya semacam ikatan batin antara sesama kelompoknya untuk menjaga harga diri kelomponya. Maka tidak heran, apabila kelompoknya diremehkan, emosianal-lah yang akan mudah berbicara.
    Pada fase ini, remaja termasuk kelompok yang rentan melakukan berbagai perilaku negatif secara kolektif (group deviation). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang sangat kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan atau teman. Kesatuan dan persatuan kelompok dapat memaksa seseorang untuk ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya. Disinilah letak bahayanya bagi perkembangan remaja yakni apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif.
    B. Pandangan teori Agresi terhadap Sebab Terjadinya Tawuran
    Tawuran pelajar merupakan salah satu bentuk perilaku penyimpangan sosial kolektif remaja dan perilaku agresif yang marak terjadi di daerah perkotaan. Penyebab tawuran kadang tidak jelas. Disinilah uniknya, sampai sampai kelompok kerja ( pokja ) penanggulangan masalah tawuran ( 1999 ) tidak mampu memberi jawaban yang jelas mengenai apa penyebab tawuran. Mungkin dianggap telah menjadi tradisi. Kadang juga hanya sekedar untuk balas dendam atau pun unjuk kekuatan saja. Tak jarang pula melibatkan penggunaan senjata tajam atau bahkan senjata api ( bom molotov ) dan menimbulkan banyak korban berjatuhan. Aksi-aksi yang dilakukan para pelajar dalam tawuran semakin beringas saja. Selain itu, tawuran juga melahirkan dendam berkepanjangan bagi para pelaku yang terlibat di dalamnya dan sering berlanjut pada tahun tahun berikutnya. Kiranya, ada baiknya kita memahami sebab terjadinya tawuran dengan teori Agresi, karena tawuran merupakan salah satu bentuk perilaku Agresi.
    1. Teori Frustrasi – Agresi
    Frustrasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salah satu cara berespon terhadap frustrasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai. Akibatnya mereka menjadi mudah marah dan berperilaku agresi.
    Frustrasi yang berujung pada perilaku agresi sangat banyak contohnya, salah satunya tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta ada kemungkinan faktor frustrasi ini memberi sumbangan yang cukup berarti pada terjadinya peristiwa tersebut. Sebagai contoh banyaknya anak-anak sekolah yang bosan dengan waktu luang yang sangat banyak dengan cara nongkrong-nongkrong di pinggir jalan dan ditambah lagi saling ejek mengejek yang bermuara pada terjadinya perkelahian. Banyak juga perkelahian disulut oleh karena frustrasi yang diakibatkan hampir setiap saat dipalak (diminta uangnya) oleh anak sekolah lain padahal sebenarnya uang yang di palak adalah untuk kebutuhan dirinya.
    Perspektif frustasi-agresi dipelopori oleh 5 orang ahli yaitu Dollard, Doob, Miller, Mowrer, dan Sears pada tahun 1939 (Brigham, 1991). Pada mulanya mereka menyatakan bahwa dalam setiap frstasi selalu menimbulkan perilaku agresi. Pada yahun 1941, Miller menyatakn bahwa frustasi menimbulkan sejumlah respon yang berbeda dan tidak selalu menimbulkan perilaku agresi. Perilaku agresi hanya salah satu bentuk respon yang muncul. Watson (1984), Kulik dan Brwn (dalam Worchel dan Cooper, 1986) menyatakan bahwa frustasi yang muncul dari akibat faktor luar menimbulkan perilaku agresi yang lebih besar dibandingkan dengan halangan yang diebabkan diri sendiri. Hasil penelitian Burnstein dan Worchel menyatakan bahwa frustasi yang menetap akan mendorong perilaku agresi. Dalam hal ini, orang siap melakukan perilaku agresi karena orang menahan ekspresi agresi. Frustasi yang disebabkan situasi yang tidak menentu(uncertaint) akan memicu perilaku agresi semakin besar dibandingkan dengan frustasi karena situasi yang menentu.

    Dollard dkk menyatakan bahwa walaupun frustasi menimbulkan perilaku agresi tetapi perilaku agresi dapat dicegah jika ada hukuman terhadap perilaku agresi. Dalam kenyataannya, tidak setiap perilaku agresi dapat diarahkan pada sumber frustasi, sehingga orang akan mengarahkan (dalam Worchel dan Cooper, 1986)
    2. Teori Belajar Sosial
    Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui Televisi dan juga "games" atau pun mainan yang bertema kekerasan. Acara-acara yang menampilan adegan kekerasan hampir setiap saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai dari film kartun, sinetron, sampai film laga. Selain itu ada pula acara-acara TV yang menyajikan acara khusus perkelahian yang sangat populer dikalangan remaja seperti Smack Down, UFC (Ultimate Fighting Championship) atau sejenisnya. Walaupun pembawa acara berulang kali mengingatkan penonton untuk tidak mencontoh apa yang mereka saksikan namun diyakini bahwa tontonan tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa penontonnya.
    Model pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan setelah mereka melakukan tindak kekerasan. Hal ini sudah barang tentu membuat penonton akan semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangka dan dapat dijadikan suatu sistem nilai bagi dirinya. Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model kekerasan dan hal ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresi.
    Dalam penelitiannya Craig A. Anderson dan Brad J. Bushman dalam penelitiannya Effect Of Violent Video Games On Aggressive Behavior, Aggressive Cognitiom, Aggressive Affect, Physiological Arousal, And Prososial Behavior menemukan bahwa video-game kekerasan mengajukan suatu ancaman kesehatan-masyarakat terhadap anak-anak dan remaja, khususnya para individu usia mahasiswa dimana video game kekerasan berhubungan secara positif dengan tingkat agresi yang dipertinggi pada dewasa muda dan anak-anak. Selain itu, video game kekerasan berhubungan secara positif dengan mekansime-mekanisme utama yang mendasari efek-efek jangka panjang terhadap perkembangan kepribadian yang agresif – kognisi agresif. .
    Selain model dari yang di saksikan di televisi belajar model juga dapat berlangsung secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Bila seorang yang sering menyaksiksikan tawuran di jalan, mereka secara langsung menyaksikan kebanggaan orang yang melakukan agresi secara langsung. Atau dalam kehidupan bila terbiasa di lingkungan rumah menyaksikan peristiwa perkelahian antar orang tua dilingkungan rumah, ayah dan ibu yang sering cekcok dan peristiwa sejenisnya, semua itu dapat memperkuat perilaku agresi yang ternyata sangat efektif bagi dirinya.
    Model kekerasan juga seringkali ditampilkan dalam bentuk mainan yang dijual di toko-toko. Seringkali orang tua tidak terlalu perduli mainan apa yang di minta anak, yang penting anaknya senang dan tidak nangis lagi. Sebenarnya permainan-permainan sangat efektif dalam memperkuat perilaku agresif anak dimasa mendatang. Permainan-permainan yang mengandung unsur kekerasan yang dapat kita temui di pasaran misalnya pistol-pistolan, pedang, model mainan perang-perangan, bahkan ada mainan yang dengan model Goilotine (alat penggal kepala sebagai hukuman mati di Perancis jaman dulu). Mainan kekerasan ini bisa mempengaruhi anak karena memberikan informasi bahwa kekerasan (agresi) adalah sesuatu yang menyenangkan. Permainan lain yang sama efektifnya adalah permainan dalam video game atau play station yang juga banyak menyajikan bentuk-bentuk kekerasan sebagai suatu permainan yang mengasikkan.

    3. Teori Kualitas Lingkungan
    Teori kualitas lingkungan dilihat dari kualitas lingkungan sekolah
    Setidaknya ada 3 faktor yang mempengaruhi tingkat kerawanan sekolah.Pertama adalah faktor fisik sekolah Seperti berdekatan dengan pusat-pusat hiburan/keramaian, kurangnya sistem pengamanan lingkungan, serta tidak tersedianya sarana yang membuat anak-anak betah di sekolah. Kedua adalah faktor psikoedukatif, yaitu ketertiban dan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah. Ketiga adalah faktor efektivitas interaksi edukatif di sekolah.
    Kedua dari manajemen rumah tangga yang tidak efektif Pola asuh yang tidak tepat (pola asuh keras menguasai maupun pola membebaskan) serta hubungan yang tidak harmonis antar anggota keluarga dapat menyebabkan anak tidak betah di rumah dan mencari pelampiasan kegiatan di luar bersama teman-temannya. Hal ini tidak jarang menyeret mereka kepada pergaulan remaja yang tak sehat, seperti perkelahian.
    Kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak berkualitas, tidak nyaman dan tidak layak, akan mempengaruhi remaja dalam menyikapi dan membangun hubungan dengan dunia sekitarnya. Bagi remaja yang hidup di tempat kumuh dan kotor kemungkinan besar mereka tidak akan nyaman tinggal di rumah sehingga akan melarikan diri dari kenyataan. Pada kondisi inilah remaja mudah tergiur untuk berbuat menyimpang karena lepas dari norma dan pengawasan di rumah .

    Remaja yang tidak merasa dihargai, tidak dipahami, dan tidak diterima seperti apa adanya oleh orangtua di rumah juga akan cenderung untuk lari dari situasi riil. Dalam kondisi ini remaja yang secara psikologis mudah goyah dalam pendirian akan mudah terangsang untuk berperilaku menyimpang. Seperti hasil penelitian M. Brent Donnellan, Kali H. Trzesniewski, Richard W. Robins, Terrie E. Moffit dan Avshalom Caspi dalam penelitiannya Low Self Esteem is related to Aggression, Anti Social Behavior, and Delinquency self-esteem yang rendah cenderung meningkat agresinya pada umur 13.


    C. Upaya Mengatasi Tawuran

    1. Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.
    2. Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan terjadinya tawuran, dengan cara:
    a. Mengasuh anak dengan baik.
    - Penuh kasih sayang
    - Penanaman disiplin yang baik
    - Ajarkan membedakan yang baik dan buruk
    - Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
    - Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
    b. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
    c. Meluangkan waktu untuk kebersamaan
    Orang tua menjadi contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan mencemooh.
    d. Memperkuat kehidupan beragama
    Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.
    e. Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok dengan usianya.
    f. Orang tua menciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga anak memiliki keterampilan social yang baik. Karena kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial).Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
    3. Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran, diantaranya:
    a. Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bisa Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
    b. Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas
    remaja.
    c. Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan
    koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola
    penanggulangan dan penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan
    atau acara kesenian bersama di antara sekolah-sekolah yang secara
    "tradisional bermusuhan" itu.
    4. LSM dan Aparat Kepolisian
    LSM disini dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. Aparat kepolisian juga memiliki andil dalam menngulangi tawuran dengan cara menempatkan petugas di daerah rawan dan melakukan razia terhadap siswa yang membawa senjata tajam.



    DAFTAR PUSTAKA
    A, Craig. Effect Of Violent Video Games On Aggressive Behavior, Aggressive Cognitiom, Aggressive Affect, Physiological Arousal, And Prososial Behavior. American Psychologycal Society 2001, (353-359).

    Baron, R.A., dan Byrne D.B, 1994 Social Psychology. Under Standing Human Interaction. Boston: Allyn & Bacon.

    Brent, M. Low Self Esteem is related to Aggression, Anti Social Behavior, and Delinquency. Research Article. American Psychological Society 2005, (328-335).

    Bringham, J.C., Social Psychology. New York: Harper colligns. Publishers Inc.

    Diekmann, Andreas. Social Status and Aggression. The Journal of Social Psichology 1996, 136(6), (761-768).

    Prabowo, H. 1998. “Seri Diktat Kuliah : Pengantar Psikologi Lingkungan”. Depok
    :FakultasPsikologi,UniversitasGunadarma.

    Sarwono, S.W. 2002. “Psikologi Sosial (Individu dan Teori- teori Psikologi Sosial)”. Jakarta : Balai Pustaka.

    Watson, D.L. 1994. Social Psychology. Science and Aplication. Illinois: Scott and Foresmanand Co.

    Worchel, S. dan Cooper, J. 1986. Understanding Social Psychology.Illinois: The Dorsey Press.
    www.liputan6.com.

    www.karebosi.com

    Thursday 10 November 2011

    PB HACK Cheat Special Super Hack (Semua Fitur Full Cheat Public Bulan Ini Jadi 1 seperti ammo ,Shoutgun bisa ngebren kayak K2 ,wh,ghost,replaceweapon,hack gm,firespeed,fulhack lainnya) 10 Jam No BT



    Downloads Cheat : 
    Downloads Password : 


    ==========
    Fitur Hack
    ==========

    ---> Full Wallhack
    ---> Full Chams Hack
    ---> Full Super Hack
    ---> Full Replace Weapon SMG
    ---> Full Replace Weapon Assault
    ---> Full Replace Weapon Snipe
    ---> Full Replace Weapon Shoutgun Hack
    ---> Full Replace Weapon M4

    ---> Hack pangkat GM|Not Permanent
    ---> AIMBOT DATAR | ON/OFF
    ---> Pasbom 0 Detik
    ---> GHOST + MAGNET
    --->  SG Bisa bren kayak K2 . (ALL SG)
    ---> UNLIMITED AMMO COME BACK
    ---> UNLIMITED BOM 400%
    ---> UNLIMITED BOM ASAP 400%
    ---> FIRE SPEED ALL WEAPOn 500%
         (Setiap NEMBAK KELUAR PELURU 2)

    ==========
    Hotkeys PB
    ==========
    --->Full D3dmenu : Insert On/Off  , On CHeat : (->)
    --->Ammo Global : Capslock lampu nyala + Klik kanan
    --->  Bom Global +asap global (Maksimal Keluar 4) Keys sama
    --->AImbot Datar : On F7 Gak usah main Quick Change segala,,, langsung tembakan ke sasaran
    ---> F1 , F2 ,F3 : Hiden Fiturs
    --->  SG Bren kayak k2: Auto ON
    Hahaha,,,seperti Fitur Jualan cheat sjaa,,,,,
    JUST FOT TO PUBLIC|Not SALE 

    NB : 
    -Support utama Windows XP 9Teruji 10 Jam No BT
    -Windows 7 Blom Coba
    -Gunakan Dengan Bijak

    SEO On Page Dan Off Page


    Kali ini saya akan share sedikit tentang SEO On Page Dan Off Page. Dalam dunia SEO ada istilah yang bernama SEO on page dan juga off page istilah-istilah tersebut adalah cara optimasi Search Engine








    SEO On Page

         SEO On Page adalah semua teknik optimasi Search Engine untuk blog atau website Anda

    Berikut contoh SEO on Page :

    1. Nama Domain
    2. Judul Blog atau Website
    3. Judul Posting
    4. Deskripsi
    5. Penggunaan Heading misalnya (h1,h2,h3 dll)
    6. Penggunaan kata tebalmiringgaris bawah, dan lain sebagainya.
    7. Internal link ( tautan ke halaman posting lain yang masih dalam bagian blog Anda)
    8. Memepercepat waktu akses blog (Loading Blog)
    9. Penggunakan tag alt pada setiap gambar
    10. Dan masih banyak lagi yang lainnya untuk informasi selengkapnya silahkan search di embag Google
    SEO Off Page

    SEO Off Page adalah semua teknik optimasi search engine yang di lakukan di luar blog atau website Anda.

    Beberapa contoh SEO Off Page :

    1. Backlink dari website atau blog lain
    2. Submit site map ke webmaster tools
    3. Ping
    Backlink adalah tautan dari blog atau website lain ke blog atau website Anda. Sebuah backlink diibaratkan adalah sebuah rekomendasi, semakin banyak yang merekomendasikan maka blog Anda akan dilirik oleh search engine.

    Saya ambil ilustrasi, apabila dalam sebuah pemilihan, katakanlah pemilihan kepala desa. Untuk memilih seorang kepala desa, yang pertama kita lihat adalah track record kepada calon kepala desa tersebut, bagaimana dia bertingkah laku dalam masyarakat, bagaimana dia berbicara, dan lain sebagainya.

    Selain dari faktor calon kepala desa nya sendiri, seringkali kita juga melihat siapa yang mendukung calon kepala desa tersebut. Semakin banyak dukungan ( kadang kita melihat jumlah dukungan pada saat kampanye berlangsung) maka terkadang kita terbawa arus untuk ikut mendukung juga. Selain dari jumlah dukungan, seringkali kita juga melihat siapa yang mendukung, Tokoh masyarakat misalnya. Semakin banyak tokoh masyarakat yang mendukung, maka kita juga akan lebih mempercayai calon kepala desa tersebut.

    Dalam konteks ini, search engine pun melihat backlink bukan hanya dari segi jumlah, namun dari segi kualitas link tersebut. Semakin banyak anda mendapatkan link dari website yang berkualitas (trusted site) maka niscaya anda akan semakin di prioritaskan oleh Search Engine.


    sumber: http://blogcunayz.blogspot.com/2011/10/pengertian-seo-on-page-dan-off-page.html#ixzz1dJ1S6slB